REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Penyanyi Gladys Knight membela diri atas keputusannya untuk menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat di Super Bowl. Hal ini dilakukan Knight setelah menerima kritik dari para pendukung yang menggunakan tradisi pra-pertandingan untuk memprotes ketidakadilan rasial.
Perempuan berusia 74 tahun ini mengatakan ingin memberikan suaranya untuk lagu kebangsaan. Suaranya dinilai sama seperti menegaskan komitmennya berjuang demi keadilan rasial. Ia mengungkapkan tidak perlu membuktikan komitmennya terhadap hak-hak sipil.
“Saya telah berjuang keras sepanjang hidup saya. Dari berjalan di koridor, dari berbaris dengan para pemimpin sosial kami, dari menggunakan suara saya untuk kebaikan,” kata pelantun 'Midnight Train To Georgia' dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Straits Time, Senin (21/1).
“Saya telah berada di garis depan pertempuran ini lebih lama daripada kebanyakan dari mereka yang menyuarakan pendapat mereka agar memenangkan hak untuk menyanyikan lagu negara kita di atas panggung sebesar Super Bowl,” ujar Knights menambahkan.
Mantan gelandang NFL Colin Kaepernick memulai gerakan berlutut pada 2016 untuk memprotes penembakan polisi terhadap pria kulit hitam yang tidak bersenjata. Keputusannya berlutut selama lagu kebangsaan memicu perdebatan nasional dan dia belum menemukan tim NFL untuk bermain dalam beberapa tahun terakhir.
Banyak bintang tamu yang mendukung Kaepernick dengan enggan tampil di Super Bowl pada 3 Februari mendatang. Knight mengatakan sangat disayangkan lagu kebangsaan telah terseret ke dalam debat ini.
Rihanna dan Pink adalah di antara musisi yang dilaporkan telah menolak tampil di acara istirahat Super Bowl untuk mendukung Kaepernick. Namun, band Maroon 5, rapper Travis Scott, dan Big Boi dikonfirmasi akan hadir di panggung saat waktu istirahat Super Bowl.