Selasa 22 Jan 2019 03:25 WIB

Yusril Ajak Kader PBB Bijak Menghadapi Pilpres 2019

PBB menjunjung tinggi perbedaan, yang diharapkan tak memicu perpecahan.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengingatkan kader dan pengurus agar bijak menyikapi perbedaan menyambut pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan calon legislatif 17 April 2019. Ia mengatakan PBB adalah partai Islam moderat yang demokratis sehingga menjunjung tinggi perbedaan.

"Namun, diharapkan tidak memicu perpecahan sesama kader," kata Yusril saat membuka Rakorwil dan pembekalan calon legislatif di Kendari, Senin (21/1).

Publik maupun kader partai penasaran menunggu sikap PBB menghadapi pilpres karena secara resmi akan diumumkan akhir Januari 2019. "PBB selalu menarik perhatian di mana pun afiliasi politiknya. Di satu sisi adalah kebanggaan, tetapi disisi yang lain adalah tantangan bagi kader untuk mempertahankan eksistensi partai," ucap Yusril.

Ia mengakui dinamika antarkader maupun antarcalon legislatif menghadapi pilpres cukup tinggi, tetapi masih dalam batas wajar. PBB dalam sejarah perjalanan panjangnya menemui tantangan serius, baik datangnya dari internal organisasi maupun dari luar.

Semua dihadapi dengan penuh tanggung jawab hingga menemukan jalan keluar. "PBB yang cikal bakalnya dari rahim Masyumi menapaki perjalanan berliku, tanjakan yang terjal dan berkelok. Ini yang harus dihayati para kader dan pengurus pelanjut partai," tutur Yusril.

Pilkada, pilcaleg dan pilpres momentum penting tetapi jauh lebih penting keutuhan partai dan harmoni kader serta pengurus yang berjuang untuk kesatuan dan persatuan bangsa dan negara tercinta. Sultra, menurut Yusril, salah satu daerah motivator pengkaderan yang memberi harapan masa depan partai di masa datang.

"Suasana Rakorwil dan pembekalan caleg saat ini mengingatkan saya pada awal pendirian PBB di Sultra. Seorang anak muda berusia 40 tahun menjelajahi nusantara untuk mewujudkan mimpi membangun bangsa melalui partai politik yang bernama PBB," kenang Yusril.

Di Kendari, Yusril bertemu tiga orang tokoh, yakni H Jakri Nappu, H Baso Suamir, dan H Akhmad Al Jufri kemudian melanjutkan petualangan politik ke Pulau Buton menemui tokoh kharismatik H Laode Manarfa. "PBB di Sultra tidak akan pernah kehilangan identitas karena diletakan tokoh-tokoh penting di negeri ini," tambahnya.

Ketua PBB Sultra Ruksamin menargetkan raihan suara Pemilu legislatif serentak 17 April 2019 setarah fraksi tingkat kabupaten/kota dan DPRD provinsi. "Kader dan pengurus sejak lama bekerja keras menunjukan kepada rakyat bahwa PBB berjuang untuk kepentingan rakyat dan bangsa, sehingga target satu kursi setiap daerah pemilihan sesuatu yang wajar," kata Ruksamin.

Ia mengakui tantangan mewujudkan tekad satu fraksi tingkat kabupaten/kota hingga DPRD Provinsi Sultra cukup berat karena partai kompetitor pun berambisi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement