REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tengah memikirkan solusi jangka panjang untuk para korban di Tomang Utara Kelurahan Tomang, Jakarta Barat. Menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menyiapkan semua fasilitas yang menjadi kebutuhan masyarakat pascakebakaran.
"Semua yang menjadi kebutuhan Insya Allah akan dibereskan terutama yang menyangkut air kemudian makanan, tempat tinggal sementara, sambil recovery jangka panjang kami pikirkan," ujar Anies di Jakarta Timur, Selasa (22/1).
Anies mengatakan, pihaknya memikirkan solusi jangka panjang tersebut sambil melakjkan proses pemulihan para korban. Ia menyebut, saat ini para korban telah mendapatkan tempat tinggal sementara terutama kebutuhan air dan makanan.
Kendati demikian, ia mengakui setelah kebakaran terjadi ada keterlambatan penyediaan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) bagi para korban. "Kemarin sempat ada jeda fasilitas MCK belum masuk, tetapi langsung sore saya telepon LH (Dinas Lingkungan Hidup) mereka menyatakan bahwa dalam perjalanan," kata Anies.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, Suku Dinas LH Jakarta Barat bersama Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) Badan Air tengah melakukan pembersihan di lokasi kebakaran. Para petugas membantu warga membersihkan puing-puing yang ada di lokasi kebakaran tersebut.
"Informasi dari Kepala Sudin besok kegiatan pembersihan lebih besar-besaran lagi, jadi hari ini tetap kita lakukan pembersihan di beberapa titik. Kami kerahkan truk-truk sampah, kami kerahkan personil untuk pembersihan," jelas Isnawa di lokasi, Selasa (22/1).
Untuk pembersihan lebih efektif lagi, ia mengatakan, para warga juga melakukan pembersihan di lokasi-lokasi yang sulit terjangkau. Ia pun mengimbau agar warga berhari-hati karena beberapa bangunan sudah rapuh karena kebakaran.
"Pemulihannya lihat situasional, kalau percepatannya untuk pembersihan cepat untuk membersihkan sampahnya, warga bisa beraktivitas lagi. Kami targetkan sih kalau bisa jangan sampai seminggu," kata Isnawa.
Polres Metro Jakarta Barat masih mencari pemilik rumah yang berada di RT 002/RW 15 yang diduga menjadi sumber api dari kebakaran tersebut. Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pemilik rumah itu bernama Tum (40 tahun) yang memiliki usaha warung makan.
"(Pemilik rumah) belum ditemukan, nanti kami cari," kata Hengki usai kunjungannya ke lokasi kejadian, Selasa (22/1).
Ia mengatakan, saat kejadian, Tum sedang memasak untuk berjualan di pagi hari. Polisi juga telah memeriksa dua orang saksi terkait kebakaran. Hasil pemeriksaan kepada dua saksi itu menyebutkan penyebab kebakaran diduga kuat dari ledakan tabung gas ukuran 40 kilogram milik pedagang rumah makan.
Ia memaparkan, pihaknya melakukan penyelidikan dengan dua metode yakni deduktif dan induktif. Metode deduktif, polisi memeriksa sejumlah saksi yang mengetahui asal mula kejadian kebakaran. Menurut keterangan saksi, sumber kebakaran berasal dari tabung gas yang meledak di rumah makan.
Kemudian, lanjut Hengki, polisi akan memastikan dugaan itu yang diperkuat dengan metode induktif. Metode itu dilakukan dari hasil penelitian tim pusat laboratorium forensik (puslabfor) untuk mengetahui sumber titik karbon.
Ia mengatakan, jika pelaku terbukti sengaja mengakibatkan kebakaran dapat diproses secara hukum dengan pasal 187 KUHP tentang pembakaran yang disengaja. Sementara, lanjut Hengki, apabila terjadi kelalaian maka pelaku bisa ditindak dengan pasal 188 KUHP tentang kelalaian mengakibatkan kebakaran.
"Apakah kebakaran ini sengaja atau tidak, penyelidikan ini masih berkesinambungan. Kami meminta kepada Labfor untuk meneliti TKP. Kami akan pastikan," jelas Hengki.
Hujan deras sempat melanda lokasi kebakaran di kampung Tanggul, kelurahan Tomang, Jakarta Barat. Keterbatasan tempat berteduh, membuat warga mulai merasa penyakit mulai berdatangan.
Pengungsi mulai sakit
Salah satu warga RT 01, Dewi mengatakan, anak-anaknya mulai mengeluh mual dan pusing karena tidak menentunya cuaca di lokasi. Selain itu, obat yang biasa dibutuhkan warga jumlahnya terbatas. "Sudah pada meriang, karena hujan terus dari semalam sampai siang," kata Dewi.
Dewi berharap, ada tambahan bantuan obat-obatan kepada warga untuk penyakit yang sering diakibatkan oleh cuaca tak menentu, terutama bagi anak-anak dan orangtua.
Banyaknya bayi dan balita, membuat mereka juga membutuhkan lebih banyak popok. "Banyak bayi dan anak-anak, mereka butuh popok dan keperluan bayi lainnya," kata Iis, salah satu warga RT 10.
Selain popok, lanjutnya, para bayi dan balita membutuhkan makanan dan minuman bernutrisi untuk menjaga kesehatan anak-anaknya. Pasalnya, kebakaran yang terjadi bertepatan dengan cuaca yang kurang ramah dalam beberapa hari terakhir.
Warga lainnya, Inah, menyampaikan bahwa warga juga membutuhkan pasokan makanan dan minuman hangat untuk menghindarkan diri dari cuaca dingin. Selain itu, warga juga berharap ada pasokan pakaian kering karena banyak baju yang terbakar dan basah terkena hujan. Jika hujan kembali turun, warga yang rumahnya terbakar terpaksa berteduh di tenda atau mengungsi ke rumah tetangga.
Pantauan Republika di lokasi, warga masih bergotong-royong membereskan puing-puing bangunan yang sudah tidak terpakai. Sesekali, warga juga mencoba menyelamatkan barang-barang yang masih bisa dipakai seperti tabung gas, galon air, dan alat elektronik.