Kamis 24 Jan 2019 23:54 WIB

Pemohon Paspor Meningkat 33 Persen Per Hari di Aceh

Pemohon paspor tersebut dominan berobat ke sejumlah rumah sakit ternama di Malaysia.

Sejumlah pemohon paspor mengisi formulir pendaftaran di kantor Imigrasi (ilustrasi)
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Sejumlah pemohon paspor mengisi formulir pendaftaran di kantor Imigrasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh menyatakan, pemohon paspor pada Januari 2019 meningkat hingga 33 persen per hari dibandingkan Desember 2018. "Bulan ini (Januari 2019) pemohon paspor sekitar 150 orang per hari dan pada Desember 2018 sekitar 100 orang per hari," kata Plt Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Irawan di Banda Aceh, Kamis (24/1).

Ia menjelaskan, pemohon paspor tersebut dominan untuk berobat ke sejumlah rumah sakit ternama di negeri Jiran, Malaysia. Selain itu, permohonan paspor juga untuk melakukan perjalanan umrah dan haji. "Rata-rata pemohon paspor untuk check-up kesehatan ke Malaysia atau berobat. Kemudian, melakukan perjalanan umrah dan haji," kata dia.

Untuk diketahui, sebelumnya warga Aceh ramai mengajukan permohonan paspor ke Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh menyusul naiknya harga tiket pesawat pada penerbangan domestik yang terjadi akhir-akhir ini. "Sekarang yang transit di Kuala Lumpur dan masuk kembali ke negara asal sudah menurun yakni sekitar 10 persen dari total penumpang," ujarnya.

Otoritas Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar menyebutkan, penumpang dengan rute internasional di Aceh meningkat rata-rata mencapai 40 persen per hari akibat tingginya harga tiket pesawat rute domestik. "Untuk penumpang internasional per hari mengalami tren naik sekitar 39,83 persen di banding selama Desember 2018," kata Manajer Operasi Bandara Internasional SIM, Surkani.

Bandara Internasional SIM juga mencatat, bulan berjalan di Januari 2018 ini rerata total pergerakan pesawat sekitar 20-an penerbangan baik yang tiba atau berangkat dari Banda Aceh dengan membawa penumpang sekitar 2.000 orang. "Ini tidak lepas dari beberapa maskapai untuk rute domestik mengalami cancel flight dengan alasan operasional. Jadi mereka tidak mengoperasikan pesawatnya," terang Surkani. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement