Jumat 25 Jan 2019 17:11 WIB

Depok Gagas Sekolah Ayah dan Bunda

Sekolah untuk mendorong orang tua menerapkan pola pengasuhan yang baik.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Keluarga Bahagia
Foto: pixabay
Ilustrasi Keluarga Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Depok berencana mengagas program Sekolah Ibu dan Ayah. Keberadaan program sekolah tersebut untuk mendorong ibu dan ayah untuk menerapkan pola pengasuhan anak yang baik serta bertujuan, membangun karakter positif anak yang didasarkan pada keteladanan orang tua.

"Depok akan menghadirkan Sekolah Ayah dan Bunda untuk berbagai lapisan masyarakat. Mudah-mudahan menjadi penyokong atau mendukung Depok Sahabat Keluarga, dan Kota Layak Anak (KLA)," ujar Ketua TP PKK Kota Depok, Elly Farida, di Balai Kota Depok, Jumat (25/1).

Menurut Elly, Sekolah Ayah dan Bunda berkonsep parenting berbasis masyarakat dan dibuka kesempatan secara luas, bagi siapa pun dari berbagai profesi dan latar belakang yang ingin menjadi relawan. "Kita akan mengadakan pelatihan kepengasuhan atau Training of Trainer (ToT), kita juga sedang membuat modul yang nantinya bisa menjadi rujukan para relawan," jelasnya.

Dia menambahkan, para relawan akan bergerak secara masif di tengah warga. Baik saat pengajian maupun di kegiatan arisan keluarga "Jadi sifatnya kita buat per angkatan. Setelah berjalan setahun, kita evaluasi terkait kegiatan mereka setiap bulannya, kerja sama dengan kader, PKK, atau Posyandu," terang Elly.

Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna menyambut baik program TP PKK yang menginisiasi Sekolah Ayah dan Bunda tersebut. Diharapkan program ini dapat menciptakan keluarga yang harmonis dan tentu sangat sejalan dengan program ketahanan keluarga yang digulirkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok.

"Kami juga mengharapkan dapat terwujud Depok Kota Layak Anak," kata Pradi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement