REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ancaman penyakit demam berdarah (DBD) kian meluas di berbagai tempat di Tanah Air. Dampaknya, banyak korban berjatuhan akibat gigitan nyamuk aedes aegypti penyebab munculnya penyakit ini.
Atas kondisi itu, tim relawan ACT terus gencar melakukan fogging (pengasapan) gratis di berbagai wilayah. "Bahaya DBD ini terus meluas ke berbagai tempat. Kami juga melakukan koordinasi dengan lurah dan tokoh masyarakat menangani masalah ini," ujar Direktur Komunikasi ACT Foundation, Lukman Azis kepada Republika.co.id, Ahad (27/1).
Menurutnya, program fogging gratis sebagai antisipasi meluasnya penyebaran DBD. Lebih dari itu, program ini juga sebagai upaya menekan banyaknya korban yang berjatuhan akibat DBD. Pihaknnya berharap, masyarakat juga sama-sama peduli dalam mencegah meluasnya penyebaran DBD di tiap wilayah.
Terlebih, kata Lukman, mengacu data di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, puncak musim hujan di wilayah Indonesia akan tiba pada Januari dan Februari 2019 mendatang. BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk waspada bencana alam yang rutin terjadi ketika puncak musim penghujan.
Selain bencana alam, masyarakat juga diminta waspada terhadap penyakit yang sering kali tumbuh subur saat musim hujan tiba. Sejak awal Desember 2018 lalu, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini demam berdarah dengue atau DBD di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Ibu Kota Jakarta.
Terhitung hingga tiga bulan ke depan, atau tepatnya Maret 2019, wilayah Jakarta perlu waspada penularan dari nyamuk ini. Mengutip paparan dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, ada tiga wilayah di Jakarta masuk dalam fase waspada insiden DBD.
Relawan ACT memberikan layanan kesehatan, utamanya untuk pencegahan DBD
Wilayah tersebut mencakup Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur dengan tingkat prediksi angka insiden paling tinggi. Walau begitu, semua masyarakat diharap tetap waspada penyakit yang dapat menghilangkan nyawa ini. Sebab, tidak hanya di Ibu Kota Jakarta, waspada wabah DBD pun berlaku bagi wilayah lain di Indonesia.
Mengutip data yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, serangan DBD sedang meningkat di beberapa daerah yang mengalami puncak penghujan. Daerah tersebut antara lain, Kabupaten Kuala Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT, Sulawesi Utara dan beberapa daerah lain.
Mengurangi risiko DBD
Banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah berkembangnya jentik nyamuk penular DBD ini. Gaya hidup sehat dapat diterapkan untuk seharian. Supervisor Program Medis Aksi Cepat Tanggap (ACT) dr Muhammad Riedha memberikan cara pencegahan penyebaran nyamuk yang praktis dapat dilakukan masyarakat.
Kata dia, hal pertama dapat dimulai dengan membersihkan dan menguras bak mandi, perabot rumah tangga atau apapun yang berpotensi menimbulkan genangan air. Genangan air ini yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Penggunaan kasa atau kawat nyamuk di jendela atau ventilasi rumah, cara ini pun berguna untuk menghalangi masuknya nyamuk yang berasal dari luar rumah. Merapikan barang yang menumpuk seperti baju juga dapat dilakukan. Hal lain ialah menggunakan kelambu.
Riedha menambahkan, sebaran nyamuk dengue ini akan semakin banyak ketika musim penghujan datang. Banyaknya area lembab dan genangan menjadi lahan subur kembang biak nyamuk. “Prinsipnya, perkembangan nyamuk dengue ini mengikuti curah hujan juga kelembaban,” ujarnya.