Rabu 30 Jan 2019 12:46 WIB

PKS: Pemilu 2019 Pertarungan Eksistensi

PKS bertekad melawan impor beras.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Simpatisan PKS
Foto: EDWIN/REPUBLIKA
Simpatisan PKS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Konsolidasi Nasional Anggota DPR-DPRD di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (30/1). Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini mengatakan bahwa pemilu kali ini merupakan pertarungan eksistensi.

"Buat kita pemilu bukan sekadar pesta demokrasi tapi pemilu adalah merupakan pertarungan eksistensi, eksistensi dakwah, eksistensi kebenaran, eksistensi kebaikan, eksistensi kedulatan rakyat Republik Indonesia," kata Jazuli di Jakarta, Rabu (30/1).

PKS menegaskan perlunya kedaulatan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Olah karena itu, PKS bertekad untuk melawan impor beras dan kezaliman terhadap para petani.

"Fraksi PKS tidak pernah setuju dan menolak keras kalau pemerintah mengimpor beras dari luar, kenapa? karena ini artinya menghina petani RI, artinya kita lebih menghormati petani luar daripada anak bangsa sendiri," ungkapnya.

Selain itu Jazuli juga mengingatkan bahwa pemilu 2019 kali ini merupakan pertarungan eksistensi kesejateraan rakyat. Jazuli mengaku miris ketika tahu banyak orang asing yang bekerja di dalam negeri dibanding anak bangsa sendiri.

"Bagaimana mungkin orang asing dengan leluasa mendapat pekejaan di Republik Indonesia ini sementara warga Indonesia sulit untuk mendapat kesejahteraan," ujarnya.

Dalam orasinya Jazuli juga mengajak para calon anggota DPR-DPRD untuk tetap optimistis berjuang di tengah keterbatasan. Ia juga mendorong kepada para caleg untuk tetap yakin bahwa PKS dan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung PKS, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno bisa menang di pemilu 2019. "Menangkan PKS, menangkan Indonesia!," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement