REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Forum ulama dan santri Kota Bandung mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amin. Deklarasi ini dilakukan bersamaan dengan Tabligh Akbar di Pondok Pesantren Cijawura, Kota Bandung, Rabu (30/1) yang didukung oleh tim Sahabat Rakyat Indonesia (SRI).
Tokoh Ulama Jawa Barat KH. Sofyan Yahya mengatakan pihaknya sepakat untuk mendukung kemenangan Jokowi - Ma'ruf Amin dalam Pilpres April mendatang. Dukungan ini disepakati setelah forum melaksanakan musyawarah yang diikuti oleh para ulama se-Kota Bandung yang dilaksanakan yang dihadiri 3000 peserta di Pondok Pesantren Cijawura Bandung.
"Pasangan Ir. H. Jokowi dan KH. Ma’ruf Amin merupakan perpaduan ideal pemimpin negara dan pemimpin agama," kata Sofyan.
Sofyan mengatakan dalam menghadapi pemilihan umum 2019, Forum Ulama dan santri Kota Bandung menilai Jokowi dan Ma'ruf Amij memenuhi kriterua sebagai pemimpin Indonesia periode 2019-2024. Hal ini setelah pihaknya menelaah secara mendalam dan mengkaji bahwa kriteria yang ada
dalam sumber hukum Islam.
Pihaknya mengungkapkan dalam berbangsa dan bernegara, masyarakat Indonesia membutuhkan pemimpin untuk mengatur kehidupan duniawi menuju maslahat ukhrowi. Karenanya dibutuhkan pemimpin yang memiliki sejumlah kriteria sesuai ajaran Islam. Pemimpin harus adil, memiliki kemampuan dan pengalaman untuk menentukan keputusan hukum yang tepat. Pemimpin juga haru emiliki jiwa dan mental yang stabil.
"Pemimpin harus bijaksana dalam melihat persoalan dan realita serta emiliki keberanian untuk menentukan sikap dalam rangka menjaga marwah rakyat Indonesia dan menjaga keutuhan negara," ujarnya.
Ia menilai pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin sebagai yang paling tepat memenuhi kriteria tersebut. Apalagi Jokowi sebagai petahana sudah terbukti memiliki pengalaman selama memimpin.
Tim Sahabat Rakyat Indonesia Haeruddin Nurman menambahkan bahwa Dukungan Ulama Se Kota Bandung itu membuktikan bahwa Joko Widodo adalah orang baik. Dukungan itu sekaligus meluruskan informasi hoax yang meresahkan masyarakat yang menjatuhkan dan menghujat Presiden Joko Widodo yang mengatakan anti ulama.
"Kita harapkan masyarakat jangan langsung percaya dengan informasi informasi yang diterima, yang meresahkan dan menghujat Joko Widodo. Informasi bohong yang tersebar di media sosial itu tidak bisa dipertanggung Jawabkan karena yang menyebarkan tentu lawan politik Joko Widodo," tambah Haeruddin.