Kamis 31 Jan 2019 13:56 WIB

JK Pernah Ingatkan Jokowi Agar Abaikan Hasil Survei

Jusuf Kalla menceritakan pengalamannya berkampanye bersama Jokowi.

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla bersiap memberikan keterangan kepada media, di kediaman Wapres Jusuf Kalla di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/12/2018).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wapres Jusuf Kalla bersiap memberikan keterangan kepada media, di kediaman Wapres Jusuf Kalla di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenang masa kampanye Pilpres 2014 bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mengingatkan untuk tidak terlalu memikirkan hasil survei. Melainkan, mengutamakan kerja keras untuk membangun Indonesia.

"Waktu saya kampanye dengan Pak Jokowi, kalau beliau baca hasil survei, saya bilang 'tutup, nggak usah dibaca'. Memangnya kalau (elektabilitas) kita naik, kalau gembira, kemudian berhenti kampanye. Atau, memangnya kalau rendah, kita menangis, lalu tidak kerja," kata Wapres JK dalam acara Kadin Talks di Menara Kadin Indonesia Jakarta, Kamis (31/1).

JK berprinsip bahwa yang terpenting dilakukan oleh calon pemimpin bangsa adalah dengan terus bekerja membangun Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Kita yang paling penting itu kerja keras. Pokoknya kerja maksimal saja, pokoknya di negeri ini harus maksimal saja kerjanya," tambahnya.

Prinsip tersebut, kata JK, berlaku juga untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bergerak di angka sekitar lima persen, meskipun di bawah target pemerintahan Jokowi-JK untuk mencapai angka tujuh persen. Wapres mengatakan perkiraan ekonomi terhadap pertumbuhan Indonesia akan selalu muncul karena ada faktor-faktor yang selalu ada dalam menghitung pertumbuhan ekonomi.

"Kalau ekonom bikin perkiraan atau bikin ramalan, (itu) paling enak, paling gampang, karena selalu ada ceteris paribus. Kalau kita begini, akan maju sekian, jadi, kalau terjadi tidak sesuai, (atau) kalau yang salah, mengiyakan," jelasnya.

Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi stabil dan meningkatkan iklim investasi di dalam negeri. Salah satunya dengan menjalin kerja sama perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement) melalui perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (comprehensive economic partnership agreement) bersama negara-negara lain.

"Oleh karena itu, contohnya, kita mempercepat perundingan free trade dengan macam-macam negara, (seperti) Amerika lagi bekerja, Australia mungkin, kemudian Eropa juga kita kerjakan, agar pasar semakin terbuka," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement