REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, perlambatan investasi pada 2018 terjadi akibat gejolak perekonomian global. Hal itu kemudian memberikan dampak pada arus modal dan termasuk pada penanaman modal asing.
"Tahun 2018 kemarin kita lihat guncangan yang terjadi sepanjang tahun memengaruhi berbagai sentimen, di keseluruhan negara di dunia mengalami capital outflow," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu di Jakarta, Kamis (31/1).
Sri mengatakan, fenomena itu membuat investor melakukan penilaian kembali terhadap kondisi perekonomian suatu negara sebelum memutuskan berinvestasi. Kendati demikian, Sri menekankan, pemerintah akan terus menggunakan instrumen kebijakan dalam rangka mendorong investasi.
"Dengan APBN kita menggunakan kebijakan tax allowance dan tax holiday serta kemudahan ekspor impor barang dalam rangka menjaga momentum investasinya. Juga berbagai investasi buat bangun infrastruktur dan SDM tujuannya meningkatkan iklim investasi di Indonesia," kata Sri.
Guncangan yang mempengaruhi arus modal ke Indonesia tersebut, kata Sri, sudah mulai kembali pada kondisi normal. Dia juga menyampaikan, momentum investasi dalam negeri masih kuat yang ditandai dengan pertumbuhan kredit di atas 11 persen pada 2018.
"Kami jaga momentum supaya yang terjadi di 2019 akan lebih baik," kata Sri.
Untuk diketahui, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mengumumkan, pertumbuhan realisasi investasi pada 2018 melambat menjadi hanya 4,1 persen dibandingkan pertumbuhan 2017 yang mencapai 13,1 persen.