Selasa 05 Feb 2019 21:15 WIB

Mentan: Tekuni Bidang Pertanian Jika Ingin jadi Konglomerat

Delapan dari sepuluh pengusaha terkaya bergerak di sektor pertanian

Red: EH Ismail
 Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menerima kunjungan Jajaran pengurus pusat dan daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di ruang kerja Menteri Pertanian, Jakarta, Senin (4/2).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menerima kunjungan Jajaran pengurus pusat dan daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di ruang kerja Menteri Pertanian, Jakarta, Senin (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyarankan generasi muda yang menginginkan menjadi konglomerat atau pengusaha sukses maka harus menekuni bidang pertanian dan menjadi petani. Hal itu dikatakan Amran saat menerima kunjungan Jajaran pengurus pusat dan daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di ruang kerja Menteri Pertanian, Jakarta, Senin (4/2).

Menurut Amran, delapan dari sepuluh pengusaha terkaya bergerak di sektor pertanian. “Anda sebagai Pemuda harus mengubah kebiasaan. Tekad kuat dan kerja keras, akan mengubah nasib Anda,” kata Amran kepada seluruh OKP dan DPD KNPI setelah melakukan kongres nasional KNPI.

Untuk itu, tegas Amran, pemuda Indonesia harus memiliki karakter yang kuat dan cerdas sehingga mampu menjadi pemimpin dan pengusaha yang sukses di masa depan. Kunci paling utama yang harus dilakukan adalah berinovasi, kalau sudah berhasil terus lakukan ”The Power or Repetition”.

“Dulu saya miskin, baju kemeja putih dan celana hitam serta ikat pinggang itu saja yang saya pakai selama enam tahun. Umur sembilan tahun saya sudah cari uang, gali batu gunung. Kami lahir dalam keadaan miskin, tapi kami tidak ingin dikuburkan dalam keadaan miskin. Saya kerja keras di bidang pertanian. Dulu saya 1989 pinjam uang Rp500 ribu dalam waktu delapan tahun menjadi Rp3 triliun. Kalau kita kerja keras pasti bisa sukses," ujar Amran dengan penuh semangat untuk membangkit semangat para muda Indonesia.

Amran menjelaskan, capaian kebijakan pangan selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK. Hal ini di antaranya terlihat dari data BPS, lompatan inflasi pangan 2014 sebesar 10,57 persen menjadi 1,26 persen di 2017.

"Ini lompatan yang luar biasa, bisa dikatakan terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Melompati 12 negara besar seperti Jerman dan China dilompati," tuturnya.

Capaian berikut, sambung Amran, Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian meningkat 47,2 persen dari Rp 994,8 triliun pada 2013 menjadi Rp 1.463,9 triliun pada 2018. Ini pun merupakan lompatan kinerja pangan yang luar biasa.

"Untuk data PDB ini sudah divalidasi oleh BPS. Sektor pertanian menyumbang dalam peningkatan PDB. Jadi dari dua lompatan ini saja yakni penurunan inflasi dan kenaikan PDB, pada empat tahun pemerintahan Jokowi-JK sudah sangat menggembirakan. Dan lompatan ini tidak terlepas dari program dan kebijakan yang sudah kami lakukan. Kita dorong pertanian dengan teknologi," ucap Amran.

Amran menambahkan, capaian tersebut diraih melalui langkah atau program terobosan, sehingga tidak serta merta terjadi. Di antaranya melalui perubahan kebijakan atau perubahan sistem melalui online single submission dan pengurusan izin dokumen ekspor yang disusun sesingkat mungkin.

Hingga saat ini, Kementan telah melakukan deregulasi dengan mencabut 291 permentan atau Kepmentan. "Dulu mengurus izin bisa butuh waktutiga3 tahun, satu tahun, atau tiga bulan. Tapi hari ini di Kementan tanpa pungli, kalau kami temukan kami langsung pecat, sekarang mengurus izin hanya butuh tiga  jam dan tidak perlu ketemu,“ kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement