Sabtu 09 Feb 2019 16:08 WIB

Program YBM PLN Sampai ke Lapas Nusa Kambangan

Kegiatan hapus tato juga termasuk dalam program dakwah YBM PLN.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Dwi Murdaningsih
Narapidana di Lapas Kembangkuning, Nusa Kambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sedang menjalani proses penghapusan tato oleh IMS yang didukung YBM PLN, Jumat (8/2).
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Narapidana di Lapas Kembangkuning, Nusa Kambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sedang menjalani proses penghapusan tato oleh IMS yang didukung YBM PLN, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Yayasan Baitul Maal (YBM) Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki lima pilar program unggulan di antaranya pendidikan, sosial kemanusiaan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi dan dakwah. Program sosial kemanusiaan YBM PLN sampai ke Lapas Nusa Kambangan dalam bentuk program hapus tato bersama Islamic Medical Service (IMS).

"Salah satu program unggulan kami sosial kemanusiaan, kegiatan pembersihan tato hari ini di Lapas Nusa Kambangan itu program sosial kemanusiaan," kata Ketua Bidang Koordinasi Unit dan Kerjasama Strategis YBM PLN, Herry Hasanuddin kepada Republika.co.id, Jumat (8/2) malam.

Herry mengatakan, narapidana yang menghapus tatonya atas dasar keinginan mereka sendiri. Mereka merasa ibadahnya kurang sempurna jika masih ada tato menempel pada tubuhnya. Jadi kegiatan hapus tato juga termasuk dalam program dakwah YBM PLN.

Ia menyampaikan, YBM PLN ingin berkesinambungan melaksanakan program hapus tato di Lapas-lapas. IMS merupakan lembaga yang fokus melakukan program pembersihan tato. Maka YBM PLN mendukung agar programnya bisa berkelanjutan.

"Saudara-saudara yang berada di Lapas termasuk fakir dan miskin, mereka dalam kondisi tidak mampu, sementara mereka ingin kembali ke jalan Allah dan mereka berharap kehidupan mereka lebih baik di masa yang akan datang," ujarnya.

photo
Narapidana di Lapas Kembangkuning, Nusa Kambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sedang menjalani proses penghapusan tato oleh IMS yang didukung YBM PLN, Jumat (8/2).

Herry menjelaskan, narapidana yang dihapus tatonya sungguh-sungguh ingin bertobat dan membersihkan diri dari tato. Supaya mereka utuh dalam melaksanakan tobat nasuha. Juga supaya mereka bisa hidup dengan tenang, istiqomah dan khusnul khotimah.

Meski mereka punya keinginan yang kuat untuk menghapus tato, tapi biayanya sangat mahal. Mungkin satu orang bisa menghabiskan biaya sampai sepuluh juta, bahkan belasan juta. Menurutnya, para narapidana tersebut secara ekonomi susah. Saat menjalani masa hukuman di Lapas tentu meninggalkan anak dan istri yang harus dibiayai.

"Kalau mereka (narapidana) harus membersihkan tato itu dengan mencari uang sendiri, rasanya jangankan untuk membersihkan tato, untuk memenuhi kebutuhan pokok saja sudah sulit mereka," jelas Herry.

Pada tahun 2018, IMS pernah menghapus tato 50 narapidana di Lapas Kembangkuning. Awalnya banyak yang daftar ingin hapus tato. Tapi sebagian narapidana sedang dalam kondisi tidak sehat, sehingga tidak bisa dihapus tatonya pada saat itu.

Direktur IMS, Imron Faizin mengatakan, tahun ini IMS bersama YBM PLN menggelar kembali program hapus tato di Lapas. Sebanyak 73 narapidana sudah terdaftar mengikuti program hapus tato. IMS akan menghapus tato pada tubuh mereka mulai dari Jumat (8/2) sampai Sabtu (9/2).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement