REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Darmaningtyas menanggapi pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai tingkat kepatuhan dalam berlalu lintas di Jakarta pada 2018 meningkat delapan persen. Menurut Darmaningtyas, kemungkinan kenaikan itu hanya di kawasan yang berlaku sistem tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (ETLE).
"Pada koridor yang diterapkan ETLE mungkin benar tetapi di luar itu aku kira tidak," ujar dia, Selasa (12/2).
Menurut dia, berdasarkan pengamatan di lapangan, masih ditemukan sejumlah pelanggaran lalu lintas, terutama kawasan yang tidak menerapkan ETLE. Sehingga, Darmaningtyas mengatakan, ETLE perlu diterapkan di seluruh jalan di Jakarta.
Namun, ia menjelaskan, pemberlakuan ETLE juga harus dibarengi dengan penegakan hukum yang tegas. Apabila diterapkan bersamaan, hal itu akan sangat efektif menekan angka pelanggaran lalu lintas.
"Kalau [ETLE] diterapkan di seluruh jalan di Jakarta dan dilakukan penegakan hukum akan sangat efektif karena sanksinya berat, tapi kalau penegakan hukumnya lemah, ya, tidak efektif," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tingkat kepatuhan dalam berlalu lintas di Jakarta pada tahun 2018 meningkat 8 persen. Sementara, problem overloading turun 18 persen.
"Kita berharap di tahun ini peningkatan kepatuhan juga akan lebih tinggi lagi. Kalau 8 persen (2018), mudah-mudahan sekarang bisa lebih tinggi lagi," kata Anies seusai memimpin apel gelar pasukan Operasi Lintas Jaya 2019 di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat, Senin (11/2).
Anies berharap, pada tahun 2019, tingkat kepatuhan berlalu lintas menjadi lebih tinggi lagi. Dinas Perhubungan DKI Jakarta menargetkan tingkat kepatuhan masyarakat berlalu lintas bisa naik 20 persen.
"Kita harap itu bisa tercapai dan ketertiban menjadi penting, karena ketertibannya mengantarkan kepada keselamatan," kata Anies.
Sistem satu arah
Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta akan menerapkan sistem satu arah di Jalan Dukuh Bawah sekitar Landmark Setiabudi, Jakarta Selatan, mulai Selasa (12/2) ini. Uji coba ini akan diterapkan hingga 26 Februari mendatang.
Plt Kadishub DKI Jakarta Sigit Widjatmoko mengatakan, rekayasa lalu lintas satu arah di Dukuh Bawah ini akan diterapkan di selatan Landmark Tower yang berada di Jalan Setia Budi Tengah. Jalur itu hanya dilintasi kendaraan dari arah dari timur menuju barat atau dari arah Manggarai menuju Dukuh Atas.
Selanjutnya, dari sisi utara Landmark Tower yang berada di Jalan Galunggung pun akan diperuntukkan bagi kendaraan dari arah barat menuju timur atau Dukuh Atas menuju Manggarai. Sigit mengatakan, pihaknya sengaja melakukan uji coba itu sebagai tahap sosialisasi kepada masyarakat, karena akan berlaku resmi terhitung mulai 27 Februari 2019.
"Diimbau agar masyarakat dapat menyesuaikan peraturan lalu lintas dan petunjuk petugas di lapangan," kata dia.
Adapun rute rekayasa lalu lintas sistem satu arah yang diuji coba, yaitu Landmark sisi selatan (Jalan Setiabudi Tengah) menjadi satu arah dari timur ke selatan. Landmark sisi barat menjadi satu arah dari selatan ke utara. Kemudian, di sisi utara (Jalan Galunggung) satu arah dari barat ke timur. Selanjutnya, sisi Landmark timur menjadi satu arah dari arah utara (Jalan Galunggung) ke selatan (Setiabudi Tengah).
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto menyampaikan mengatakan uji coba ini setelah dilakukan kajian dan rapat. Terkait tujuan diterapkan sistem satu arah (SSA) di Landmark, Christianto menjelaskan hal tersebut dilakukan dalam rangka penataan transit oriented development (TOD) Dukuh Atas.
"Kita ketahui bersama kawasan Dukuh Atas ini akan menjadi suatu pusat transit dari semua angkutan seperti LRT, MRT, commuter line dan di sini juga kawasan perkantoran dan juga lintasan dari arah timur ke barat. Setiap hari kita ketahui jam-jam sibuk ini sangat padat. Ini langkah awal penataan Dukuh Atas dengan dimulai dari Dukuh Bawah," kata dia.
Selama uji coba berlangsung, kata Chris, akan ada petugas yang berjaga di sekitar kawasan Landmark. Christianto menambahkan, sementara total jumlah personel yang akan dikerahkan sekitar 15 hingga 20 orang yang terdiri atas petugas kepolisian, Sudinhub Jaksel dan satpol PP yang ditempatkan di lima titik di kawasan Dukuh Bawah.