REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dukuh Sembung di Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY, telah diresmikan sebagai Kampung Gizi. Hal itu dilakukan untuk mengatasi masalah stunting yang masih dialami delapan balita di sana.
Direktur Poltekes Kemenkes Yogyakarta, Joko Susilo mengatakan, peresmian Dukuh Sembung menjadi Kampung Gizi merupakan usaha serius mereka. Utamanya, jurusan gizi yang ingin mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat.
Yaitu, lanjut Joko, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya mendidik masyarakat supaya sadar gizi secara mandiri di lingkup keluarga. Indikatornya tidak lain keluarga itu sadar gizi.
Ia menilai, Dukuh Sembung dipilih karena mereka ingin mengembangkan tridharma dan terdapat masalah gizi dengan delapan anak balita yang mengalami stunting. Mereka berkomitmen mengatasi masalah itu secepatnya.
"Kebetulan di Sembung ini wilayah binaan Poltekes Kemenkes Yogyakarta, jadi kita ingin mengabdikan diri secara langsung dan menuntaskan masalah stunting di sini," kata Joko, Rabu (13/2).
Realisasinya, dalam program Kampung Gizi ini nantinya terdapat beberapa ahli gizi. Mereka di lapangan akan secara langsung mendampingi keluarga yang memiliki potensi stunting.
Satu keluarga akan didampingi satu ahli gizi. Keluarga yang berpotensi stunting seperti ibu hamil, bayi, maupun balitanya akan didampingi satu ahli gizi yaitu dosen Poltekes Kemenkes Yogyakarta.
Peresmian dilakukan Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, yang merupakan pula salah satu inisiator Rumah Sakit Umum (RSU) Sakina Idaman. Peresmian ditandai penyerahan rompi ahli gizi kepada sejumlah siswa SD Jitengah 2.
Ia menilai, peresmian Dukuh Sembung menjadi Kampung Gizi merupakan usaha Pemkab Sleman bersinergi dengan akademisi. Utamanya, dalam menurunkan angka gizi buruk atau stunting yang ada di Kabupaten Sleman.
"Ini merupakan bukti dari sinergi lima pilar yang di antaranya pemerintah, akademisi, ingin ini menjadi program Kabupaten Sleman," ujar Sri.
Peresmian Dukuh Sembung menjadi Kampung Gizi itu cukup selaras dengan inovasi yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Sleman Gerakan Ayo Menimbang Cegah dan Atasi Stunting (Gambang). Gerakan itu disosialisasikan beberapa waktu lalu.
Awal tahun ini, angka stunting di Sleman mengalami penurunan dengan prevalensi 11,00 persen. Namun, pemerintah kabupaten/kota harus terus bekerja keras untuk terus mencegah dan mengatasi masalah stunting di Kabupaten Sleman.