REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang melanda Kota Dumai, Provinsi Riau dalam dua hari terakhir sempat menyentuh level berbahaya. Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), posisinya sempat mencapai 400 hingga 500.
"Sampai sore ini Kota Dumai masih berasap. Bahkan dinihari tadi berdasarkan data ISPU mencapai level 400 hingga 500, yang artinya kategori berbahaya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, Afrilagan dihubungi dari Pekanbaru, Kamis (14/2).
Menjelang pagi, lanjutnya kondisi udara di Dumai berlangsung membaik. Namun, hingga siang tadi dia menyebutkan kondisi udara Dumai dalam kategori tidak sehat. Kondisi itu ditampilkan melalui alat ISPU milik Chevron yang berada pada angka 158. "Tadi pagi itu 158 levelnya, yang artinya tidak sehat," ujarnya.
Untuk itu, dia mengatakan BPBD Dumai bersama Pemerintah Kota setempat telah mengeluarkan surat imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan masker. Dia menyebutkan masyarakat dapat memperoleh masker di Puskesmas terdekat. "Puskesmas secara swadaya menyediakan masker yang bisa digunakan masyarakat," lanjutnya.
Kota Dumai mulai terpantau diselimuti kabut asap sejak Rabu kemarin. Afrilagan mengemukakan kabut asap disebabkan kebakaran lahan yang masih terjadi di Pulau Rupat, Bengkalis, selain beberapa titik di Kota Dumai sendiri.
Ia menambahkan BPBD Bengkalis, MPA dan Manggala Agni tengah melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan. "Sehingga biasanya kalau gambut itu dipadamkan akan menimbulkan asap tebal. Dan saat itu, angin cenderung dari laut ke darat sehingga asap menyelimuti Dumai," jelasnya.
Rupat merupakan sebuah Pulau yang secara administrasi masuk pada Kabupaten Bengkalis. Namun, Pulau itu berada persis di Kota Dumai dan hanya dipisahkan selat. Saat ini, ratusan hektare lahan di Pulau itu dalam kondisi terbakar dan belum berhasil dikendalikan.