REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemuda Muslimin Indonesia bertekad untuk terus menjaga dan merawat kebersamaan dalam perbedaan. Ini dilakukan untuk menjaga persatuan menjelang pelaksanaan Pemilu 2019 dengan semangat kemerdekaan Indonesia, UUD 1945, dan Pancasila.
“Kami memiliki keyakinan tidaklah ada senjata yang lebih tajam dan dahsyat untuk bangsa Indonesia selain dari persatuan dan persaudaraan kita sesama anak bangsa Indonesia,” kata M Muhtadin Sabili, ketua umum Pemuda Muslimin Indonesia kepada Republika.co.id, Rabu (20/2).
Menurut Muhtadin, masyarakat Indonenesia harus secara bersama-sama dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab menyukseskan Pemilu 2019. Ini dilakukan untuk menjaga dan merawat cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Karena, menurut Muhtadin, Pemilu dan Pilpres 2019 yang kurang dari 60 hari lagi suhu politik sudah memanas. Elite politik hingga rakyat di berbagai pelosok melakukan berbagai cara agar pasangan calon yang didukung meraih simpati dan dukungan. Perbedaaan pilihan politik tidak hanya terjadi dalam ruang elite namun masuk sampai ke rumah tangga.
“Ruang publik melalui media massa dan media sosial hampir setiap menit dijejali dengan informasi dan opini tentang bagaimana mencari simpati dan mempengaruhi calon pemilih mulai dari pencitraan positif diri sampai dengan konten negatif tentang lawan politik,” kata Muhtadin.
Hal tersebut menurutnya, menjadi pertaruhan yang besar bagi keutuhan dan persatuan serta kearifan bangsa ini yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Karena, di tengah pusaran sistem demokrasi ini, banyak yanhg lebih gemar mempertajam secuil perbedaan ketimbang memupuk segudang persamaan dalam bingkai persatuan dan persaudaraan.
Karena itu, Muhtadin mengingatkan, tujuan dari Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan tidaklah akan bermakna jika berujung pada perpecahan dan konflik sesama anak bangsa. “Karena ujung makna dari kemerdekaan Indonesia adalah persaudaraan antarsesama elemen bangsa Indonesia,” kata Muhtadin.