REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bangunan menara Masjid Agung Dr Wahidin Soedirohoesodo atau Masjid Agung Kabupaten Sleman akhirnya diresmikan. Peresmian ditandai penandatanganan prasasti yang ada di pelataran Masjid Agung.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman, Taufiq Wahyudi mengatakan, perencanaan pembangunan menara telah dimulai pada 2015.
"Kemudian, dilanjut pengerjaan fisik pada 2017 dan tahapan lanjutannya pada 2018," kata Taufiq, Jumat (22/2).
Ia menjelaskan, pembangunan menara itu dilakukan dalam dua tahapan. Pertama, pada anggaran 2017 meliputi pengerjaan struktur pondasi hingga struktur yang ada di bagian paling atas.
Kemudian, tahapan kedua dilakukan yang merupakan lanjutan pembangunan menara hingga selesai. Menara memiliki tujuh lantai dengan berbagai penutupan yang di antaranya lantai satu sebagai lobi.
Ada pula ruang Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) atau Majelis Ulama Indonesia (MUI), ruang Dewan Masjid, dan ruang takmir. Lantai dua merupakan ruang katalog, perpustakaan buku dan klinik.
Lantai tiga berfungsi untuk ruang pertemuan, sedangkan lantai empat dan lantai lima merupakan ruang transit ketika pengunjung menggunakan tangga. Lantai enam dan tujuh merupakan ruang kaca.
Ruangan itu berfungsi untuk melihat pemandangan area sekitar dari ketinggian 27 dan 52 meter. Keseluruhan tinggi dari bangunan menara Masjid Agung Kabupaten Sleman yaitu 68 meter.
Bupati Sleman, Sri Purnomo menuturkan, pembangunan menara itu merupakan sarana dalam rangka memakmurkan masjid dan melengkapi prasarana Masjid Agung. Ia menekankan, langkah itu akan terus dilakukan berkesinambungan.
"Menara ini merupakan bagian dari kelengkapan Masjid Agung dan memperindah masjid," ujar Sri.
Pada kesempatan yang sama, Sri mengajak OPD-OPD, khususnya dinas-dinas yang ada di lingkup Pemkab Sleman, untuk turut serta memakmurkan masjid. Terlebih, itu sekaligus kebutuhan masyarakat.
Dengan tinggi total 68 meter menara ini menjadi yang tertinggi di DIY. Menara itu menjadi pemandu arah yang menunjukkan keberadaan Masjid Agung, dan memudahkan mereka yang ingin beribadah.
Menara turut dimaksudkan sebagai wadah terjalinnya tali silaturahim yang berkantor. Karenanya, menara menghadirkan ruang-ruang untuk lembaga keagamaan Islam yang ada di Kabupaten Sleman.
Selain itu, bangunan menara Masjid Agung diharapkan bisa menjadi daya tarik wisata. Terlebih, menara bisa dinaiki menggunakan lift sampai ketinggian 50 meter, sehingga bisa melihat indahnya pemandangan sekitar.
Konsep bangunan menara sendiri mengacu corak bangunan utama Masjid Agung, yaitu bangunan klasik bernuansa Jawa. Selain syiar agama, menara ini menunjang fungsi mercusuar Masjid Agung. (Wahyu Suryana)