Sabtu 23 Feb 2019 06:14 WIB

Cantik di Mata Dewi Sandra

Bagi Dewi setiap wanita terlahir dengan fitrah cantik.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Dewi Sandra
Foto: Republika/Desy Susilawati
Dewi Sandra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendapat setiap orang berbeda mengenai definisi kecantikan. Begitu juga bagi Dewi Sandra. Dia tidak memandang kecantikan dari segi fisik saja.

"Pertanyaan itu tidak pernah ada jawaban komplit. Karena kalau kita melulu membicarakan kecantikan wanita, itu luas banget. Tapi kecantikan yang sesungguhnya buat saya sebenarnya tidak tentang ukuran kamu, matanya sebelo apa, hidungnya semancung apa," ujarnya.

Baca Juga

Kecantikan wanita menurutnya itu lebih internal atau lebih dalam lagi. "Kalau kita bisa searching hati wanita itu cantiknya masya Allah. Karena fitrahnya memang sudah cantik. Apalagi hatinya. Ketika hatinya diisi dengan kebaikan-kebaikan, lalu disalurkan lagi pada keluarganya, kepada suaminya, kepada anaknya, kepada lingkungannya. Itu kan kecantikan menyebar. Belum lagi kecantikan isi kepalanya," ujarnya.

Dewi mengaku paling suka bertemu wanita yang sudah cantik, berbakat, pintar, dan bicaranya sopan juga inspiratif. "Makanya saya bisa bertahan untuk ngobrol. Energinya luar biasa," ujar Dewi.

Jadi menurutnya cantik adalah ketika bisa menerima kondisi fisik diri sendiri dengan baik. Ditambah lagi dengan wawasan, ilmu, dan pikiran yang bersinergi.

"Ucapan itu sesuai dengan tindakannya. Kecantikan wajahnya sesuai dengan kecantikan hatinya. Kepintaran otaknya disesuaikan dengan cara bicara dia kepada orang lain. Dan itu bertahan lama," tambahnya.

Namun sayangnya, menurut Dewi zaman sekarang banyak orang yang ingin seperti orang lain. Ingin cantik tapi menjadi orang lain, bukan dirinya sendiri.

"Zaman sekarang kita dipaksakan untuk menjadi sesuatu yang jauh dari diri kita sendiri. Wanita yang mau menjadi sosok yang semua orang menjadi dia," ujarnya.

Padahal setiap wanita diciptakan unik. Menurutnya kita harus bisa merangkul diri dan menyayangi diri kita sendiri. Yang pertama harus dilakukan adalah memanusiakan manusia.

"Mudah-mudahan ke depan kita mau mencari jati diri kita sendiri. Caranya dengan membaca dan berkumpul dengan orang yang mempunyai wawasan sesama itu."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement