REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Paramadina, Toto Sugiarto menilai terdapat kemungkinan bahwa suara masyarakat Jawa Barat beralih dari mendukung Capres 02 Prabowo Subianto ke Capres 01 Joko Widodo. Hal ini berdasarkan pengamatannya atas kinerja tim kampanye kedua belah pihak.
Menurut Toto, Tim Kampanye Nasional (TKN) Capres 01 terlihat lebih fokus berkampanye di Jawa Barat yang merupakan basis suara capres 02. "Memang ada perkembangan bahwa tim Jokowi sangat fokus di Jabar. Gerakan-gerakan yang selama ini fokus di Jabar yang membuat dinamika politik menjadi semakin kencang," ujar Toto kepada Republika.co.id, Sabtu (23/2).
Toto menjelaskan, masyarakat Jawa Barat merupakan masyarakat yang melodramatik yang mudah simpati dan terpengaruh. Karakter masyarakat yang seperti itu mudah terpengaruhi dan mengubah dukungan.
Saat ini, tim kampanye 01 tengah sangat gencar berusaha merebut suara Jawa Barat yang merupakan basis suara terbesar di Jawa. Oleh karena itu, menilai wajar bahwa Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga merupakan Dewan Pengarah Teritorial Tim Kampanye Daerah (TKD) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyatakan bahwa masyarakat Jabar beralih memberikan dukungan ke pasangan 01. "Maka sangat mungkin terjadi perpindahan, karena adanya kampanye yang semakin intens," jelasnya.
Di sisi lain, Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan nomor 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno tengah fokus berkampanye di Jawa Tengah, dengan memindahkan pusat kampanye BPN di Kota Solo. Hal ini bisa menjadi salah strategi jika BPN lebih fokus di Jawa Tengah. Sedangkan basis suara 02 di Jawa Barat malah beralih ke 01.
"Apa yang ditinggalkan Prabowo di Jabar itu bisa dimanfaatkan 01 untuk benar-benar memperbesar suara di Jabar," kata Toto.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani menyatakan bahwa berdasarkan hasil survei, dukungan Jokowi dan Prabowo di Jawa Barat hampir berimbang. "Kalau kami lihat kecenderungan saat ini, maka dari survei-survei, baik yang dipublikasikan atau tidak, ada yang sebut Jokowi unggul 1-3 persen atau ada yang sebut kalah 1-3 persen. Tapi di situ adalah sekarang paling tidak sudah berimbang," ujar Arsul kepada Republika.co.id, Sabtu (23/2).
Arsul mengatakan, dengan melihat hasil survei tersebut, meskipun Jokowi kalah 1-3 persen, maka itu berarti tim kampanye 01 berhasil menyusul perbedaan suara antara pendukung kedua pasangan Capres-Cawapres. Arsul mengatakan optimismenya bahwa TKN dapat meraih suara yang besar dalam waktu 50 hari sebelum Pilpres 2019.
"Optimis. Kalaupun sekarang mengacu pada hasil survei yang menyebut Jokowi kalah, tapi itu kan di bawah tiga persen. Insya Allah bisa kami susul," kata Arsul.