REPUBLIKA.CO.ID, MENTAWAI -- Pembangkit Listrik Negara (PLN) Senin (25/2) meresmikan listrik pedesaan di Desa Bosua dan Beriulou, Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Peresmian dipimpin oleh Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di hadapan pimpinan PLN, Bupati Kepualaun Mentawai dan beberapa warga Kepulauan Mentawai.
Direktur Regional PLN untuk Wilayah Sumatra Wiluyo Kusdwiharto mengatakan dengan penambahan listrik desa di Kepulauan Mentawai ini, rasio elektrifikasi di provinsi Sumatra Barat jadi ikut meningkat.
Sekarang rasio elektrifikasi di Sumbar menjadi 100 persen, dengan rincian 1.141 desa (98.5 persen) berlistrik dari PLN dan 17 desa (1.4 persebln) berlistrik non PLN dengan total 1.158 desa. Adapun 17 desa berlistrik non PLN, pada tahun 2019 PLN memprogramkan membangun jaringan listrik di 8 desa dan 9 desa akan dibangun di tahun 2020.
Untuk Kabupaten Kepulauan Mentawai sendiri meningkat 13,43 persen. Sebelumnya dari 43,07 persen kini menjadi 56,50 persen.
"Program Listrik Desa di Kabupaten Kepulauan Mentawai ini merupakan bagian dari Pogram Listrik Desa di seluruh Regional Sumatra. Infrastruktur tersebut dapat melayani kebutuhan listrik 378 desa di Regional Sumatra," kata Wiluyo saat memberi kata sambutan.
Hari ini PLN meresmikan Jaringan Listrik Desa Bosua dan Desa Beriulou dengan panjang jaringan tegangan menengah sebanyak 19,2 kms (kilometer sirkuit), panjang jaringan tegangan rendah sebanyak 7,7 kms, 5 unit gardu distribusi dengan rincian 3 gardu di Desa Bosua sebesar 150 KVA dan 2 gardu di Desa Beriulou sebesar 100 KVA. Ia menyebut nilai investasi untuk pembangunan listrik tersebut diatas sebesar Rp 6,2 miliar.
Untuk regional Sumatra periode 2018, PLN telah membangun 1.954 kms jaringan tegangan menengah, 1.710 kms jaringan tegangan rendah dan 647 gardu dengan kapasitas 50 ribu kVA .
Kemudian Wiluyo menyampaikan dalam pembangunan jaringan distrbusi untuk program listrik pedesaan regional sumatera di tahun 2018 telah mencapai 82 persen. Dalam pengerjaan pembangunan, PLN mengalami beberapa kendala. Penyebabnya karena Infrastruktur jalan di Kepualauan Mentawai jalan belum ada, perizinan kawasan hutan dan ijin dari lahan perusahaan dan kebun warga serta lokasi permukiman jauh dari jaringan listrik eksisting.
"Kami berharap dengan terlistrikinya desa ini program pemerintah dapat berjalan dengan cepat sehingga terdapat peningkatan kualitas kesehatan, pendidikan, dan hidup masyarakat desa," ujar Wiluyo.