REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok Selatan Johny Hasan Basri mengatakan kerugian total yang diakibatkan gempa bumi pada Kamis (28/2) kemarin diprediksi mencapai Rp 25,6 miliar. Jumlah ini, kata Johny, bisa terus bertambah karena pihaknya masih dalam proses menghitung jumlah kerusakan.
Hingga kemarin, Jumat (1/3) data jumlah kerusakan rumah di Kabupaten Solok Selatan hingga 398 unit. Hari ini jumlah itu bertambah menjadi 479 rumah. "Pendataan masih terus dilakukan mengingat bisa saja masih ada kerusakan yang belum tercatat. Diperkirakan dampaknya akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya data kerusakan dan jumlah korban," kata Johny, Sabtu (2/3).
Dari 479 rumah yang rusak tersebut sebanyak 211 rumah kategori rusak berat, 152 rusak sedang dan 116 rusak ringan. Sementara untuk fasilitas rumah yang rusak berjumlah 15 unit.
Gempa Solok: Sejumlah warga memperhatikan rumah yang rusak akibat gempa di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Kamis (28/2/2019).
Rumah-rumah yang rusak terutama rumah yang dikategorikan rusak parah menurut Johny tidak ada yang ditinggali warga. Warga belum berani masuk ke dalam rumah karena ada potensi roboh. Warga masih nyaman menginap di tenda darurat. Johny menyebut warga di Solok Selatan saat ini membutuhkan bantuan berupa tenda.
"Ada sekitar 30 tenda lagi yang dibutuhkan. Sedangkan, untuk bantuan logistik sudah datang dari berbagai pihak," ujar Johny.
Sembari mendata kerusakan dan merawat korban yang terdampak gempa, BPBD kata Johny juga telah membuka dapur umum bagi masyarakat yang masih mengungsi di tenda darurat. Diperkirakan dapur umum ini akan dibuka selama tiga hari ke depan. Bisa jadi kata Johny hari dapur umum beroperasi ini lebih lama sesuai kebutuhan.