Sabtu 02 Mar 2019 19:30 WIB

Trump Minta Kongres Temukan Naskah Buku Cohen

Menurut Trump, naskah buku Cohen akan membuktikan kebohongan tudingan terhadapnya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Mantan pengacara Presiden AS Donald Trump, Michael Cohen meninggalkan pengadilan federal di New York, Selasa (21/8).
Foto: AP Photo/Craig Ruttle
Mantan pengacara Presiden AS Donald Trump, Michael Cohen meninggalkan pengadilan federal di New York, Selasa (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Kongres menemukan naskah buku mantan pengacaranya, Michael Cohen. Menurut Trump, naskah tersebut akan membuktikan bahwa tudingan Cohen terhadap dirinya adalah kebohongan.

Dalam serangkaian cicitannya pada Jumat (1/3), Trump mengungkapkan bahwa Cohen telah menulis buku tentangnya. Buku itu berjudul "Trump Revolution: From The Tower to the White House, Understanding Donald J. Trump".

Baca Juga

"Ditulis dan diajukan lama setelah Charlottesville dan Helsinki, alasan palsu untuk menjadi penipu. Buku itu persis berseberangan dengan kesaksiannya yang palsu, yang sekarang sebuah kebohongan," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya.

Dia meminta Kongres mencari dan menemukan naskah buku tersebut yang telah diserahkan kepada penerbit beberapa waktu lalu.

"Kepala Anda akan berputar ketika Anda melihat kebohongan, kesalahan penyajian, dan kontradiksi terhadap kesaksikannya pada Kamis. Seperti orang yang berbeda! Dia benar-benar didiskreditkan!" ucapnya.

"Naskah buku Michael Cohen menunjukkan bahwa dia melakukan sumpah palsu pada skala yang tidak terlihat sebelumnya. Dia pasti lupa bukunya ketika dia bersaksi (di Kongres)," kata Trump.

Namun, banyak pihak yang meragukan bahwa Trump pernah melihat naskah buku tersebut. Street Center, penerbit yang disebut mempertimbangkan untuk mempublikasikan buku Cohen mengaku belum melihat naskahnya.

"Kami tidak pernah melihat naskah (buku) dari Cohen," ujar Rolf Zettersen dari Street Center, dikutip laman Politico.

Pengacara Cohen, Lanny Davis mengatakan pada awal 2018, kliennya memang ditawarkan kemajuan substansial untuk proposal sebuah buku tentang pemahaman Trump. "Cohen akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan. Dengan kata lain POTUS (Trump) belum berbohong lagi. Tapi apa bedanya antara 9.000 atai 9.001 kebohongan?" ucap Davis.

Pada Mei lalu, the Daily Beast melaporkan bahwa masalah hukum membatalkan rencana Cohen menerbitkan bukunya. Media itu mengaku telah memperoleh proposal untuk buku yang menggambarkan bagaimana Cohen memaparkan pengalamannya sebagai pemecah masalah lama keluarga Trump. Cohen juga mencantumkan pengetahuannya tentang kampanye Trump pada pilpres AS tahun 2016.

Dalam buku itu, Cohen juga menceritakan tentang Stephanie Clifford atau dikenal sebagai Stormy Daniels. Dia merupakan bintang film dewasa yang mengklaim memiliki hubungan istimewa dengan Trump.

Belakangan Cohen mengaku bahwa Trump menyuruhnya memberi uang secara diam-diam kepada Daniels pada masa kampanye pilpres. Hal itu guna membungkam Daniels dan mengakhiri skandal perselingkuhannya yang kala itu menjadi sorotan media.

Cohen diketahui telah memberi kesaksikan kepada Kongres AS. Dia membongkar beberapa informasi yang cukup sensitif terkait Trump. Salah satunya adalah tentang peretasan dan penyebaran surel milik Hillary Clinton, pesaingnya dalam pilpres AS pada 2016.

Menurut Cohen, pada Juli 2016, beberapa hari sebelum konvensi Partai Demokrat, dia berada di kantor Trump. Kala itu sekretaris Trump memberitahu bahwa penasihat politiknya Roger Stone menelepon.

"Stone memberitahu Trump bahwa dia baru saja selesai menelepon (pendiri Wikileaks) Julian Assange dan Assange memberitahu Stone bahwa dalam beberapa hari akan ada tumpukan surel yang akan merusak kampanye Hillary Clinton," kata Cohen.

Dia mengatakan Trump sangat senang mendengar kabar tersebut. "Bukankah itu hebat," ujar Cohen meniru pernyataan Trump kala itu.

Selain itu, Cohen juga menunjukkan selembar cek yang diberikan putra Trump, Donald Trump Jr dan kepala keuangan Trump Organization Allen Wiesselberg. Cek senilai 35 ribu dolar AS itu untuk mengganti uang Cohen yang diberikan kepada Daniels, bintang film dewasa yang disebut menjalin hubungan gelap dengan Trump.

"Cek 35 ribu dolar ini adalah salah satu dari 11 angsuran cek yang dibayarkan sepanjang tahun (2017). Presiden AS, dengan demikian menulis cek pribadi untuk pembayaran uang rahasia sebagai bagian dari skema kriminal untuk melanggar undang-undang keuangan kampanye," ujar Cohen.

Dia mengaku kesetiannya kepada Trump telah mengorbankan hidupnya habis-habisan. "Saya tidak akan duduk diam, tidak berkata apa-apa, dan membiarkan dia melakukan hal yang sama kepada negara ini," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement