REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) akan memasuki pancaroba atau masa peralihan musim dari penghujan ke kemarau. "Masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau ini diprakirakan akan berlangsung pada pertengahan Maret 2019," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kupang, Apolinaris Geru, di Kupang, Senin (4/3).
Geru mengemukakan hal itu terkait dengan perkembangan musim hujan di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan wilayah yang berbasis kepulauan tersebut. Dia mengatakan puncak musim hujan Tahun 2018/2019 sudah berlangsung pada Januari lalu, di mana curah hujan yang cukup tinggi terjadi di seluruh wilayah NTT.
"Saat ini, wilayah NTT masih berada pada masa musim hujan. Pada pertengahan Maret 2019 merupakan masa transisi dari musim hujan 2018/2019 ke musim kemarau 2019," kata dia.
Dia mengatakan pada masa transisi atau peralihan musim biasanya terjadi curah hujan yang sangat tinggi sehingga berpotensi terjadinya berbagai bencana alam. Pada masa transisi juga sering terjadi gelombang tinggi di wilayah perairan laut sehingga perlu diwasdapai oleh operator pelayaran dan nelayan.
Mengenai musim kemarau, dia mengatakan, BMKG memprakirakan pada April 2019 sebagian zona musim di provinsi berbasis kepulauan itu mulai memasuki musim kemarau. "Pertengahan Maret wilayah NTT akan memasuki transisi dari musim hujan 2018/2019 ke musim kemarau 2019. Pada April nanti sebagian besar zona musim NTT mulai memasuki musim kemarau," kata Apolinaris Geru.