REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin semakin jauh dari paslon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terbaru, jarak elektabilitas kedua paslon tersebut sebesar 27,8 persen.
"Per hari survei ini dilakukan, Jokowi-Amin masih unggul dengan selisih dua digit. Bahkan keunggulannya meningkat," ujar peneliti senior LSI Denny JA, Ardian Sopa, pada pemaparannya di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (5/3).
Ia mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan LSI, dukungan yang diperoleh Jokowi-Amin sebanyak 58,7 persen. Angka tersebut berbeda 27,8 persen dari paslon Prabowo-Sandi yang meraih dukungan sebanyak 30,9 persen.
Menurut Ardian, keunggulan yang diperoleh Jokowi-Amin atas Prabowo-Sandi bukan hanya terjadi di bulan Februari 2019, tetapi juga dari enam bulan yang lalu sejak Agustus 2018. Tracking survei LSI Denny JA memperlihatkan hal tersebut.
"Dilihat dari dinamika elektabilitas, Jokowi-Amin stabil unggul diatas 20 persen terhadap Prabowo-Sandi dari Agusutus 2018 sampai sekarang di Februari 2019," jelasnya.
Survei LSI Februari 2019 ini menggunakan simulasi kertas suara untuk pertanyaan pilihan capres-cawapres. Dalam prosesnya ada 0,5 persen yang menjadi suara tidak sah karena salah mencoblos maupun sebab lainnya.
Ardian menambahkan, survei ini belum menggambarkan secara pasti besaran dukungan pasangan capres-cawapres. Menurutnya, masih ada 43 hari masa kampanye yang berjalan.
Survei ini dilakukan pada tanggal 18-25 Februari 2019 dengan menggunakan 1200 responden. Survei dilakukan di 34 Provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuisioner.
"Margin of error survei ini adalah 2,9 persen. Selain survei, LSI Denny JA juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei," ungkap Ardian.