REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapendam XVII/ Cenderawasih Kol Inf Muhammad Aidi mengatakan, dialog dengan kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di Papua sulit untuk terwujud. Aidi menegaskan, TNI siap berdialog jika kedua pihak memiliki tujuan yang sama, yakni mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Dialog bisa terwujud apabila kita punya tujuan dan semangat yang sama. Kalau tujuan berbeda, apa yang mau didialogkan?" kata Aidi dalam sambungan telepon dengan Republika.co.id, Jumat (8/3).
Aidi mencontohkan dialog antara pemerintah dengan gerakan Aceh merdeka (GAM) dapat berjalan dengan baik karena memiliki tujuan yang sama, yakni NKRI. Dari dialog itu, terbentuklah MoU Helsinki sebagai upaya perdamaian pada 2005 pascakonflik yang panjang. "Kalau tujuan sama, seperti MoU Helsinki, bahwa tujuannya sama (yaitu) Aceh tetap bagian dari NKRI maka langsung melakukan langkah-langkah untuk mencapai itu, itu yang didialogkan," ujarnya.
Sedangkan, KKSB lanjut dia, tujuannya adalah pisah dengan NKRI, sedangkan TNI berjuang mempertahankan NKRI. Sehingga menurutnya antara TNI maupun KKSB tidak ada yang perlu didialogkan.
"Tujuan kita, TNI, menegakkan kedaulatan negara sampai titik darah penghabisan, sementara KKSB adalah pisah dari NKRI, bagaimana bisa dialog? Kan tidak bisa ketemu. Jadi (harus) kita samakan tujuan, samakan semangat, nanti kita mendialogkan mendiskusikan bagaimana langkah-langkah mencapai tujuan itu. Kalau tujuan beda bagaimana bisa dialog?" ujarnya.