REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto agar tidak ragu menghadapi kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua. Pria yang akrab disapa Bamsoet itu meminta TNI menerjunkan kekuatan penuh.
"Sudah saya katakan bahwa harus dilakukan dengan kekuatan penuh, jadi jangan tanggung-tanggung," kata Bamsoet di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (11/3).
Bamsoet mengaku telah meminta Komisi I (Pertahanan, Luar Negeri, Komunikasi, Informatika dan Intelijen) DPR RI untuk mendesak Panglima TNI agar menambah pasukan. Pasukan itu guna menumpas kelompok bersenjata agar tidak ada aparat yang tewas. "Saya serahkan sepenuhnya pada Komisi I membicarakan dengan Panglima TNI dan menurut saya langkah-langkah tegas sangat diperlukan saat ini agar tidak berlarut-larut peristiwa atau kelompok bersenjata ini beroperasi," ujarnya.
Personel TNI yang tergabung dalam Satgas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) terlibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terjadi di Nduga, Papua, Kamis (7/3). TNI mengklaim, pasukan TNI Satgas Gakkum berkekuatan 25 orang tersebut baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan pengamanan pembangunan infrastruktur Trans-Papua Wamena-Mumugu di Kabupaten Nduga.
Tiba-tiba, pasukan diserang secara mendadak oleh sekitar 50-70 orang KKB bersenjata campuran, baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 08.00 WIT.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi mengatakan, serangan tersebut mengakibatkan tiga prajurit TNI gugur. TNI juga mengklaim 7-10 orang KKSB juga tewas dalam kontak senjata tersebut. Pihak TNI menyita lima pucuk senjata milik KKB.
"Ada juga satu orang mayat ditemukan, diduga merupakan salah satu anggota kelompok KKB. Dari peristiwa kontak senjata itu juga setidaknya 7-10 orang anggota KKB yang tewas. Namun, mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya," katanya.