REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film persembahan Inspira Picture, Astro Shaw, Gerakan Pemuda (GP) Ansor, dan Ideosource Entertainment, berjudul Bumi itu Bulat memasuki proses pascaproduksi. Produser film Bumi itu Bulat, Robert Ronny menyebut film itu tak akan bergaya musikal, meskipun tokoh utamanya diceritakan memiliki sebuah grup akapela.
“Tidak, karena sebenarnya film musikal itu pada saat lagunya itu liriknya adalah dialog. Dan ketika ada dialog, lalu dinyanyikan, itu juga termasuk film musikal,” kata Robert di wilayah Kemang, Jakarta Selatan, Senin (11/3).
Dia mencontohkan, beberapa film musikal dengan ciri yang dia sebut itu, adalah Les Miserables (2012) dan juga The Greatest Showman (2017), keduanya dibintangi oleh aktor hollywood Hugh Jackman. Kedua film itu memiliki adegan Jackman bersahut-sahutan dengan dialog yang dinyanyikan.
Namun, hal itu tak akan terjadi pada film yang saat ini tengah digarap olehnya. Dalam film Bumi itu Bulat, syair lagu yang dinyanyikan, tak mewakili cerita dari film itu sendiri.
“Jadi kita lebih mirip, misalnya kalau jadi perbandingan, kita lebih seperti Star is Born misalnya. Yang lagunya terpisahkan dengan inti ceritanya,” jelas Robert.
Film Bumi itu Bulat mengisahkan seorang mahasiswa yang merupakan anggota kelompok akapela di kampusnya. Karakter itu akan berhadapan dengan konflik antara ayah dan anak, karena ayahnya merupakan seorang anggota GP Ansor.
Selain itu, karakter tokoh utama tersebut juga harus menghadapi konflik asmara dengan seorang perempuan. Lalu, kelompok akapela tersebut juga harus merekrut seorang penyanyi perempuan untuk mendapatkan kesempatan untuk rekaman.
Meskipun Robert menjelaskan garis besar film ini, dia masih enggan menjelaskan lebih detail mengenai sinopsis film ini. “Nanti kita akan jumpa pers lagi pada 25 Maret membawa para pemerannya,” jelas dia.