Jumat 15 Mar 2019 17:41 WIB

TKN Bidik Undecided Voters

TKN akan bekerja keras menangkal kampanye hitam.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Pendiri Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyampaikan paparan hasil survei terkait Pilpres 2019 di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pendiri Alvara Research Center Hasanuddin Ali menyampaikan paparan hasil survei terkait Pilpres 2019 di Jakarta, Jumat (11/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan TKN akan gencar mengkampanyekan program-program andalannya dalam sebulan. Menurut Ace, upaya itu untuk memastikan kenaikan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf hingga pelaksanaan Pemilu 17 April mendatang.

Ace sekaligus merespon hasil survei Alvara Research Center yang mengungkap elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga yang cenderung stagnan.

Baca Juga

"Kami harus terus mengkampanyekan program-program yang lebih menyentuh rakyat, terutama Program Kartu Sembako Murah,  Kartu KIP Pintar, Kartu Pra Kerja serta program yang lebih menitikberatkan pada Sumber Daya Manusia (SDM)," ujar Ace saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (15/3).

Menurutnya, TKN tidak puas, meski lembaga survei tersebut mengungkap selisih kemenangan pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf unggul hingga 20 persen. Sebab, hasil itu belum sesuai dengan target TKN memperoleh kemenangan 70 persen.

Selain itu, kampanye gencar juga dilakukan untuk berusaha memperkecil masyarakat yang belum menentukan pilihannya atau undecided voters yang berdasarkan survei alvara bertambah menjadi 11,4 persen.

"Meski ini masih wajar seperti survei-survei lainnya. Kami akan berusaha untuk lebih memperkecil undecided ini dengan menggencarkan kampanye di sisa satu bulan ini," ujar Ace.

Ace mengungkap, TKN juga akan terus bekerja keras untuk dapat menangkal berbagai kampanye hitam, hoax dan kampanye kebohongan yang ditunjukan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf. Sebab, isu identitas masih kuat ditujukan kepada pasangan nomor urut 01 tersebut.

"Seperti kasus ibu-ibu di Karawang, Sulsel dan gambar kondom, salah satu bentuk kampanye hitam yang terus ditujukan kepada kami. Jika tidak kami lawan kampanye itu, akan menggerus suara kami," ujar Ace.

CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan survei tingkat keterpilihan atau elektabilitas kedua kandidat calon presiden dan calon wakil presiden pada awal Maret tidak berubah signifikan dibandingkan awal Januari tahun ini. Elektabilitas kedua kandidat turun tipis dengan jumlah pemilih undecided voters sedikit bertambah.

Elektabilitas pasangan Joko Widodo-Maruf Amin pada bulan Februari 2019 sebesar 53,9 persen, sementara elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 34,7 persen. Sementara itu, dalam survei Alvara pada awal Januari, tingkat keterpilihan Jokowi-Maruf sebesar 54,3 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,1 persen dan pemilih yang belum memutuskan sebesar 10,6 persen.

Sementara, untuk jumlah pemilih yang belum memutuskan pilihannya (undecided voters) mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya. Kondisi ini berpotensi meningkatkan angka pemilih yang golput dalam pemilu 17 April mendatang.

"Pemilih yang belum memutuskan ada sedikit kenaikan dibandingkan survei sebelumnya, di mana pada bulan Desember sebesar 10,6 persen menjadi 11,4 persen pada akhir Februari," ujar Hasanuddin dalam rilis survei pada Jumat (15/3).

Dia melanjutkan, dalam kondisi ini ada ceruk pemilih yakni pemilih muda yang memiliki persentase undecided voters lebih besar dibandingkan generasi pemilih lainnya. Partisipasi pemilih muda dalam pemilu juga tercatat masih rendah sehingga berpotensi menjadi golput.

"Partisipasi mereka dalam menggunakan hak pilih masih rendah, yang hal ini berpotensi menjadi golput. Kedua kandidat harus mewaspadai fenomena golput dan kejenuhan psikologis pemilih menjelang tahap-tahap akhir masa kampanye Pemilu 2019," jelas Hasanuddin.

Menurut dia, kemenangan kandidat capres-cawapres 2019 akan sangat ditentukan oleh perebutan suara di tiga ceruk pemilih, yakni di pemilih Jawa dan Sumatra, pemilih muda, pemilih kelas menengah dan pemilih muslim. "Sehingga sebaiknya elektabilitas di ceruk-ceruk tersebut perlu diperhatikan," tambahnya.

Survei Alvara dilakukan pada rentang waktu 22 Februari-2 Maret 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara terhadap 1.201 responden yang berusia 17 ke atas dan memiliki hak pilih. Margin of error survei tercatat sebesar 2,88 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement