REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Bintang dan aktris K-pop ramai-ramai membantah bahwa mereka terlibat dalam video yang secara diam-diam diambil oleh penyanyi pria. Bantahan tersebut menggambarkan ketakutan para aktris wanita tentang nilai konservatif yang selalu menyalahkan korban yang masih menjadi budaya di Korea Selatan.
Dalam tiga hari ini setidaknya lima penyanyi pria termasuk mega bintang Seungri telah terbukti menjadi anggota dari grup chat Kakao Talk. Grup chat itu menjadi sorotan karena mengedarkan video penyanyi sekaligus penulis lagu Jung Joon-young yang berhubungan dengan sejumlah wanita. Video beredar tanpa izin dari wanita di dalamnya.
Saat ini banyak spekulasi daring yang tersebar luas tentang identitas para korban. Setidaknya empat wanita telah mengeluarkan pernyataan terpisah yang menyangkal mereka muncul di video.
Misalnya aktris Oh Cho-hee mengatakan di akun Instagram-nya bahwa rumor yang mengaitkan dirinya dengan video tersebut sama sekali tidak berdasar “Benar-benar tidak benar,” sangkal Oh Cho-hee dalam akun Instagramnya seperti dikutip Malay Mail Sabtu (16/3).
Merebaknya kasus ini membuat manajemen artis termasuk dua manajemen terbesar di K-pop, SM Entertainment dan JYP Entertainment akan mengambil tindakan hukum jika rumor tersebut disangkutpautkan dengan artisnya. Video secara signifikan merusak reputasi dan citra mereka.
Para peneliti dan aktivis perempuan Korea Selatan mengatakan fakta bahwa sebagai korban pelanggaran seks dipandang sebagai ancaman terhadap status wanita, menunjukkan keberadaan nilai konservatif menyalahkan korban masih bertahan lama di Korea Selatan. "Di dunia yang ideal, perempuan tidak akan khawatir tentang reputasi mereka hancur untuk hal-hal seperti ini," kata aktivis hak perempuan Kang Min-jin.
“Dan untuk agensi K-pop, mereka khawatir reputasi mereka akan hancur karena mereka menganggap penyanyi wanita sebagai produk mereka. Mereka khawatir produk mereka tidak lagi dapat dipasarkan,” tambah dia.
Industri hiburan Korea Selatan memiliki sejarah yang cukup panjang tentang video seksual dan keterlibatan artis di dalamnya. Pada tahun 2000, seorang penyanyi yang adegan seksualitasnya difilmkan tanpa sepengetahuan dan persetujuannya oleh mantan manajernya, banyak dikritik oleh publik.
Alih-alih diakui sebagai korban, ia harus menangis meminta maaf dalam konferensi pers yang disiarkan televisi karena menyebabkan masalah. Dia tidak dapat tampil di televisi selama sekitar lima tahun sesudahnya.
Lalu, seorang aktrus yang videonya dibocorkan oleh mantannya pada tahun 1998 dan dibagikan oleh banyak pria meninggalkan negara itu selama tiga tahun, dan tidak dapat kembali berakting selama tujuh tahun. “Mereka dipandang sebagai figur publik yang tidak bertanggung jawab karena mereka berhubungan seks dengan bukan suaminya. Jadi logikanya adalah kebocoran itu masih diakibatkan kesalahan mereka,” kata kata Lee Soo-yeon, seorang peneliti di Institut Pengembangan Wanita Korea.
Di balik kemewahan industri K-pop, dunia hiburan Korsel juga dikenal sebagai kompetisi yang kejam. Pelatihan menyanyi dan menari bagi seniman perempuan, beberapa di antaranya adalah anak di bawah umur. Banyak bintang yang diambil oleh agensi pada usia muda, biasanya di awal hingga pertengahan remaja. Dan kehidupan mereka diambil alih dengan jam pelatihan yang sangat panjang dengan risiko terus-menerus cedera leher dan lainnya. Mereka juga diawasi secara ketat oleh agen mereka, yang mendikte segalanya dari diet untuk penggunaan ponsel dan biasanya memberlakukan larangan berkencan.
"Ini adalah lingkungan yang sangat tidak sehat bagi siapa pun untuk tumbuh," kata peneliti Lee. Ia menambahkan bahwa banyak bintang K-pop kehilangan elemen penting dari masa remajanya, terutama mereka yang memulai pelatihan mereka lebih awal.