Senin 18 Mar 2019 22:13 WIB

Polisi Curigai Orang Turki sebagai Pelaku Bom Utrecht

Pembunuhan dengan senjata sangat jarang terjadi di Utrecht.

Rep: Fergi nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Insiden penembakan terjadi pada sebuah trem di Utrech, Belanda, Senin (18/3).
Foto: AP/Peter Dejong
Insiden penembakan terjadi pada sebuah trem di Utrech, Belanda, Senin (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, UTRECH - Pasukan keamanan Belanda mencurigai sesosok pria yang diduga melakukan serangan tembakan di trem di Utrech, Belanda. Polisi mengatakan, pria tersebut adalah orang Turki berusia 37 tahun.

"Polisi meminta Anda untuk waspada terhadap Gokman Tanis yang (lahir di Turki) berusia 37 tahun sehubungan dengan insiden pagi ini," kata polisi Belanda dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Pihak berwenang merilis foto pria yag tertangkap kamera CCTV trem, kemudian memperingatkan masyarakat untuk tidak mendekatinya. Namun polisi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Sebelumnya, Kepala Kontra-terorisme Belanda mengatakan, serangan tembakan telah dilakukan di beberapa lokasi, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Unit kontra-terorisme juga telah mengepung satu rumah di Utrecht, meski belum ada hasil siapa sosok yang ditangkap.

"Saat ini, banyak yang masih belum jelas, dan pemerintah setempat kini tengah bekerja keras untuk menetapkan semua fakta. Apa yang sudah kita ketahui adalah bahwa pelaku penembakan di trem buron," kata kepala Badan Penanggulangan Terorisme Pieter-Jaap Aalbersberg.

Aalbersberg mengatakan, penembakan pagi ini merupakan serangan teroris. Kendati demikian, ia belum mengomentari jumlah pasti korban luka atau kondisi mereka, bahkan korban tewas.

Penyiar lokal RTV Utrecht mengutip seorang saksi mata dari insiden trem mengatakan, saksi melihat seorang wanita terbaring di tengah-tengah jalan, dan ia melihat beberapa pria melarikan diri dari tempat kejadian.

Seorang reporter penyiar media Belanda NOS mengatakan, selembar kain putih telah ditempatkan di atas tubuh yang tergeletak dekat trem tempat penembakan itu terjadi.

Utrecht merupakan kota terbesar keempat di Belanda dengan populasi sekitar 340 ribu penduduk. Utrech dikenal dengan wilayahnya yang indah dan populasi siswa yang besar. Pembunuhan dengan senjata sangat jarang terjadi di Utrecht, seperti di tempat lain di Belanda.

Polisi mengatakan, stasiun trem berhenti di sebuah alun-alun di luar pusat kota telah ditutup. Layanan darurat berada di tempat kejadian.

Polisi pun segera mengangkat ancaman terorisme ke tingkat tertinggi di provinsi Utrecht. Sekolah-sekolah diminta untuk menutup gerbang. Polisi paramiliter pun meningkatkan keamanan di bandara dan infrastruktur vital lainnya. Keamanan juga ditingkatkan di masjid-masjid

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan, ia sangat prihatin dengan insiden trem. Insiden ini terjadi tiga hari setelah pembunuhan 50 orang dalam penembakan massal di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement