REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung acara Indonesia Fashion Week 2019. Dukungan itu di antaranya dengan menetapkan 37 kain tradisional sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Kain-kain tersebut antara lain Songket Sambas, Sasirangan, Ulap Doyo, Pakaian Kulit Kayu, Tenun Ikat Dayak/Sintang. "Melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud mendukung kegiatan Indonesia Fashion Week sebagai tindak lanjut Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang merupakan salah satu program unggulan Direktorat Jenderal Kebudayaan sejak 2013,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/3).
Hingga saat ini, dia menambahkan, sudah ditetapkan 37 kain tradisional dan delapan di antaranya berasal dari Pulau Kalimantan yaitu Songket Sambas, Sasirangan, Ulap Doyo, Pakaian Kulit Kayu, Tenun Ikat Dayak/Sintang, Sarung Tenun Samarinda, Tenun Corak Insang dan Tenun Pagatan. Koleksi kain tradisional Kalimantan inilah yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia dapat dilihat pada booth Kemendikbud yang ada di ajang IFW.
Ia menjelaskan, kegiatan Pendukungan Indonesia Fashion Week merupakan rangkaian pengelolaan Warisan Budaya Takbenda yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "Warisan Budaya Tak benda merupakan living culture yang selalu Kemendikbud gunakan sejak dalam kandungan sampai kembali ke Sang Khalik, seperti hal nya kain yang memiliki nilai, makna, dan penggunaan yang berbeda untuk setiap jenjang kehidupan sesuai dengan adat istiadat masyarakat setempat," katanya.
Ia menambahkan, kain bukanlah semata-mata benda yang memiliki fungsi dan estetika, lebih dari itu kain tradisional adalah jati diri Indonesia. Mulai dari pemilihan bahan, pewarna, cara pembuatan, motif dan cara penggunaan memiliki makna tersendiri.
Kain tradisional merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diwariskan turun-temurun, menjadi media penyalur pengetahuan, budaya, dan seni lintas generasi. Oleh karena itu, dia menambahkan, kain dan produk kebudayaan lain membutuhkan pelindungan dan juga inovasi untuk membuatnya dapat bersaing tanpa menghilangkan nilai budayanya.
Ia menambahkan, dunia fesyen tidak terlepas dengan gaya berbusana atau berpakaian yang erat kaitannya dengan kain yang dikenakan. Sebagai negara yang kaya di bidang budaya, Kemendikbud memiliki beragam jenis kain tradisional atau yang dikenal dengan Wastra Nusantara.
Tahun ini, Indonesia Fashion Week mengangkat tema Culture Values dengan menjadikan Borneo/Kalimantan menjadi ikonnya. Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menjadi salah satu asosiasi mode yang memiliki komitmen untuk terus mengembangkan dan mempromosikan kekayaan khasanah budaya Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi nasional.
Lebih jauh Muhadjir menjelaskan bahwa Kemendikbud bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara berkomitmen untuk mengembangkan wastra nusantara terutama yang ada di Kalimantan sebagai upaya mendukung pemajuan kebudayaan.
Indonesia Fashion Week menjadi salah satu ajang dalam upaya pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan melalui inovasi dan peningkatan adaptasi menuju perubahan. Melalui kegiatan ini diharapkan desainer muda dapat melihat budaya sebagai sumber inspirasi, menjadikan keragaman budaya menjadi identitas mode sekaligus media diplomasi budaya Indonesia.