Rabu 27 Mar 2019 23:23 WIB

Jejak Dinar dan Dirham

Dinar dan dirham telah dikenal oleh orang Arab sebelum datangnya Islam

Dinar
Dinar

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menurut Abdul Qadim Zallum dalam kitabnya Al-Amwal fi Daulah al-Khilafah, dinar dan dirham telah dikenal oleh orang Arab sebelum datangnya Islam karena aktivitas perdagangan yang mereka lakukan dengan negara-negara di sekitarnya.

Ketika pulang dari Syam, orang-orang Arab membawa uang koin emas Romawi (Byzantium). Dari Irak, mereka membawa uang koin perak Persia yang dikenal dengan sebutan drachm. Kadang-kadang, mereka membawa pula sedikit dirham Himyar dari Yaman.

Baca Juga

Hal senada juga dijelaskan Zainal Abidin Anwar. Dalam bukunya yang berjudul Sejarah Penggunaan Matawang Dinar, Zainal menjelaskan, kata 'dinar' bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Yunani dan Latin atau mungkin versi lain dari bahasa Aramaic-Persia. Jika namanya saja bukan dari bahasa Arab, sudah barang tentu yang pertama kali mengenal dan menggunakan uang dinar bukanlah bangsa Arab.

Dalam bentuknya yang masih sederhana, uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas.

Berbeda dengan koin emas, penggunaan koin perak justru pernah dilakukan kira-kira pada abad ke-18 SM atau pada zaman Nabi Yusuf AS. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Alquran surah Yusuf ayat 20.

Dalam ayat tersebut, tercantum kata darahima ma'dudatin (beberapa keping perak). Dan, mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yakni beberapa dirham saja, dan mereka tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. (Alquran, surah 12: 20).

Berdasarkan ayat tersebut, menurut peneliti jejak dirham, yakni MSM Syaifullah, Abdullah David, dan Muhammad Ghoniem, dalam Dirham in the Time of Joseph?, pada masa itu peradaban Mesir kuno telah menggunakan perak sebagai alat tukar.

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement