Jumat 29 Mar 2019 14:08 WIB

Boeing Dituntut Atas Kecelakaan Ethiopian Airlines

Gugatan diajukan melalui pengadilan federal AS di Chicago oleh keluarga korban.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Petugas pencari menelusuri puing armada Ethiopian Airlines di Bishoftu, Debre Zeit, selatan Addis Ababa, Ethiopia, 11 Maret 2019.
Foto: AP/Mulugeta Ayene
Petugas pencari menelusuri puing armada Ethiopian Airlines di Bishoftu, Debre Zeit, selatan Addis Ababa, Ethiopia, 11 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Tuntutan hukum terhadap perusahaan produsen pesawat Boeing.co diajukan di pengadilan federal Amerika Serikat (AS), Kamis (28/3). Ini adalah gugatan pertama yang diberikan kepada perusahaan itu pascakecelakaan pesawat Ethiopian Airline 737 Max 8.

Gugatan diajukan melalui pengadilan federal AS di Chicago oleh keluarga Jason Musoni, seorang warga Rwanda. Keluarga tersebut menuding Boeing merancang 737 Max dengan sistem penerbangan otomatis yang cacat atau gagal.

Baca Juga

Selain itu, Boeing dinilai gagal memberi peringatan terhadap banyak pihak, termasuk maskapai penerbangan dan pilot-pilot yang mengemudikan pesawat jenis itu. Kecelakaan Ethiopian Airlines disebut akan membuat lebih banyak lagi keluarga korban yang menuntut Boeing.co melalui pengadilan-pengadilan di AS.

photo

Bahkan tuntutan yang diajukan di pengadilan AS dapat dilakukan oleh warga non-Amerika. Menurut pengamat hukum, mereka bisa mendapatkan kompensasi yang jauh lebih besar dengan melakukan hal itu, dibandingkan di negara lainnya.

Boeing hingga saat ini belum dapat mengomentari gugatan tersebut. Perusahaan itu mengatakan kerja sama dengan pihak berwenang mengenai investigasi kecelakaan terus dilakukan.

“Boeing bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengevaluasi informasi terbaru yang tersedia. Seluruh pertanyaan mengenai investigasi kecelakaan dapat diberikan kepada otoritas terkait,” ujar pernyataan Boeing, Kamis (28/3).

photo

Setelah kecelakaan Ethiopian Airlines terjadi pada 10 Maret lalu, sejumlah negara melarang penggunaan pesawat jenis Boeing 737 Max. Sejumlah pakar mengatakan terdapat fitur anti-stall dalam pesawat ini yang membuat terjadinya respons yang salah.

Hal ini ditemukan dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT610 di Indonesia yang terjadi pada Oktober tahun lalu. Otoritas Ethiophia menyatakan ada kesamaan jelas peristiwa yang terjadi dalam dua insiden ini berdasarkan analisis awal kotak hitam yang ditemukan di Ethiophian Airlines.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement