Jumat 29 Mar 2019 18:18 WIB

PVMBG: Gunung Bromo dan Gunung Agung Berstatus Waspada

Warga diminta pakai masker agar tak terdampak abu vulkanik gunung bromo

Rep: Rizky suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Abu vulkanik menyembur dari kawah Gunung Bromo di Jawa Timur, Jumat (22/3/2019).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Abu vulkanik menyembur dari kawah Gunung Bromo di Jawa Timur, Jumat (22/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana menyatakan status Gunung Bromo di Jawa Timur dan Gunung Agung di Bali tidak berbahaya bila berada dalam jarak aman yaitu satu kilometer dari puncak gunung. Wisatawan diimbau menggunakan masker agar tak terdampak abu vulkanik.

"Memang gunung Bromo ini tipikalnya beda dengan gunung Agung. Bromo sifatnya hembusan asap. Biasanya menerus tanpa letusan eksplosif sehingga ancaman bahayanya lontaran batu hanya di radius satu kilometer dari puncak," kata Kamil di Gedung BNPB, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (29/3).

Kamil menekankan masyarakat wajib tetap berhati-hari walau kedua gunung itu berstatus waspada. Pasalnya arah angin sering melontarkan abu vulkanik yang membahayakan kesehatan.

"Di luar itu abu vulkanik bisa nyebar sesuai arah angin jadi bisa lebih dari 1 kilometer. Mitigasinya sikahkan pakai masker untuk masyarakat," ujarnya.

Ia menyebut letusan Gunung Bromo tak menjadi kendala transportasi udara. Tapi PVMBG tetap memonitor kondisi kedua gunung api itu.

"Penerbangan terus dipantau bersama BMKG, Kemenhub dan pihak terkait apakah ada jalur terganggu atau tidak. Tapi sampai sekarang masih relatif aman. Bandara Juanda (Surabaya) masih beroperasi," sebutnya.

Dari segi aktivitasnya, Gunung Bromo mulai menandakan penurunan aktivitas. Tapi PVMBG masih berusaha memastikan penyebab penurunan aktivitas tersebut.

"Segi aktivitas, abunya teramati agak gelap. Pagi tadi tapi abunya putih, kami lihat ke depan apa ini pertanda penurunan aktivitas atau hanya fluktuasi saja," ungkapnya.

Di sisi lain, ia memastikan status Gunung Agung dalam kategori waspada. Namun ia menghimbau wisatawan lokal dan asing tetap berhati-hati. Ia mengingatkan agar prosedur keselamatan selalu ditaati.

Menurutnya, letusan gunung Agung mengagetkan warga karena suaranya terdengar hingga radius sekitar dua kilometer. Ia memandang aktivitas gunung hanya terjadi sementara sebagai bagian dari aktivitas normal gunung api.

"Kami imbau pelaku wisata, wisatawan lokal dan asing tetap ikut rekomendasi kami. Tenang erupsi sifatnya transien butuh waktu untuk erupsi dan habis itu normal lagi. Untuk kondisi sekarang sabar jangan sampai kebutuhan ekonomi kalahkan rasionalitas hingga kita jadi korban bencana," imbaunya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement