REPUBLIKA.CO.ID, HOUSTON -- Amerika Serikat pada Jumat (5/4) menargetkan pengiriman minyak dari Venezuela ke Kuba dalam putaran sanksi terbaru untuk menekan pemerintah Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. Langkah ini bertujuan untuk menghentikan pasokan minyak mentah yang sangat penting ke pulau Komunis.
Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi pada 34 kapal yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan minyak milik negara Venezuela, Petróleos de Venezuela, SA, atau PDVSA. Sanksi juga dijatuhkan untuk dua perusahaan dan kapal yang mengirimkan minyak ke Kuba pada bulan Februari dan Maret.
"Departemen Keuangan mengambil tindakan terhadap kapal-kapal dan entitas-entitas yang mengangkut minyak, menyediakan lifeline untuk menjaga rezim Maduro yang ilegal tetap bertahan," kata Menteri Keuangan Steve Mnuchin dalam sebuah pernyataan.
"Kuba terus mendapat untung dari, dan menopang, rezim Maduro yang tidak sah melalui skema minyak-untuk-penindasan ketika mereka berusaha untuk menjaga Maduro tetap berkuasa," tambahnya.
Putaran terakhir sanksi AS, yang diumumkan sebelumnya oleh Wakil Presiden Mike Pence dalam pidatonya di Houston, bertujuan untuk lebih mengacaukan pemerintah Maduro. Ini setelah AS dan sebagian besar negara Barat mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden Venezuela yang sah.
Guaido meminta konstitusi Venezuela untuk menjadi presiden sementara pada bulan Januari, dengan alasan bahwa pemilihan kembali Maduro tahun 2018 tidak sah.