REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, mengibaratkan, penyelenggaraan Pemilu 2019 yang kurang dari satu pekan seperti injury time pada olahraga sepak bola. Pada injury time, Hendri mengatakan, gol-gol cantik ataupun blunder-blunder fatal dapat terjadi.
"Makanya di injury time ini jangan sampai bikin blunder yang bikin kacau," kata Hendri di Jakarta Selatan, Kamis (11/4).
Ia mengatakan, saat ini lebih banyak yang menunggu kekalahan Joko Widodo ketimbang menunggu kemenangan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. "Saat ini kondisi di Indonesia yang ingin Jokowi diganti lebih banyak daripada yang menunggu Prabowo menang. Hasil akan sama, tetapi prosesnya beda," ujar Hendri.
Hendri menilai sekarang ini ada pemilih yang merahasiakan pilihannya atau silence voters. Ia menambahkan pemilih dengan kategori tersebut tidak ingin orang lain mengetahui pilihannya sehingga bisa saja dia mengatakan hal yang bukan sebenarnya.
Karena itu, ia menambahkan, tidak mudah untuk memprediksi arah dukungan silence voters. Ia mengatakan lebih mudah memprediksi arah dukungan para pemilih yang belum menentukan pilihan atau pemilih mengambang lebih mudah ketimbang pemilih yang merahasiakan pilihannya.
"Silence voters sulit dibaca daripada undecided voters sama swing voters. Kalau silence, everybody is lying. Dia tidak ingin ketahuan pilihannya ada," katanya.