REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat telah menetapkan daftar pemilih tetap hasil perbaikan (DPTHP), Jumat (12/4). DPTHP yang telah ditetapkan dalam pleno ini merupakan data final yang akan digunakan untuk Pemilu 2019 pada 17 April mendatang.
Komisioner KPU Kota Bandung Reza Alwan menyebutkan jumlah DPTHP ini menjadi yang terakhir ditetapkan setelah melalui serangkaian proses. DPTHP final ini akan dikunci sebagai basis data pemilih untuk Pemilu 2019.
"Pertanggal 12 april sekarang KPU provinsi sudah menetapkan jumlah daftar pemilih dengan jumlah 33.276.905 pemilih. Itu akan disebar di sejumlah TPS dengan jumlah 138.067 TPS," kata Reza ditemui di sela-sela diskusi politik di Jalan Ir. Juanda, Kota Bandung, Jumat (12/4).
Ia menuturkan jumlah ini naik sekitar 10 persen dari data awal berbasis Pilpres 2014 lalu. Dengan melalui tiga kali pemutakhiran data sejak dua tahun lalu.
Ia menyebutkan dari jumlah tersebut antara pemilih perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda. Yakni untuk pemilih laki-laki sebesar 16.727.451 orang serta 16.549.454 orang untuk perempuan.
"Karena banyak sekali antusias animo masyarakat yang tdnya belum terdata akhirnya setelah diperpanjang penetapan akhirnya yang tadi tercecer bisa ditambahkan," ujarnya.
Ia menambahkan untuk persiapan Pemilu di tingkat Jawa Barat, sebagian besar sudah siap. Menurutnya logistik sudah mulai didistribusikan ke kota kabupaten.
"Tinggal menunggu kekurangan berupa hal-hal yang kecil misalnya penggantian surat suara kecil. Kemudian sampul formulir. Dalam waktu dekat sudah bisa kita penuhi. Jadi menjelang hari H bisa standby di TPS masing-masing," tambahnya.
Pengamat Politik UIN Bandung, Iu Rusliana mengatakan antusiasme dalam Pemilu kali ini memang terasa luar biasa. Ia pun optimis ada peningkatan jumlah partisipasi pemilih dari pemilu sebelumnya.
"Optimisme pemilih di Pemilu kali ini cenderung meningkat. Artinya ada optimisme dan harapan dikalangan masyarakat. ini pertanda baik saya kira," katanya di lokasi yang sama.
Ia mengatakan meningkatnya antusiasme inu karena sosialisasi dan edukasi yang masif. Namun, antusiasme ini juga harus dapat dikontrol dengan baik terutama dari sisi dukungan kepada paslon. Sehingga tidak ada ekses negatif akinat fanatisme kepada calon yang akan dipilih.