Rabu 17 Apr 2019 21:46 WIB

Pemantau Pemilu Malaysia Ingin Adopsi Masa Tenang Indonesia

Malaysia belum punya masa tenang jelang Pemilu seperti Indonesia

Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin dan istrinya, Nyai Wury Estu Handayani mengisi masa tenang kampanye Pilpres 2019 dengan bermain bersama cucunya di Taman Kodok, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/4).
Foto: Dok TKN
Cawapres nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin dan istrinya, Nyai Wury Estu Handayani mengisi masa tenang kampanye Pilpres 2019 dengan bermain bersama cucunya di Taman Kodok, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemantau pemilu asal Malaysia Azmi Sharom mengaku terkesan dengan masa tenang yang diberlakukan sebelum pemungutan suara Pemilu Serentak 2019 di Indonesia. Ia ingin Malaysia mengadopsinya dalam penyelenggaraan Pemilu di negara tersebut.

"Satu hal yang sangat berkesan bagi saya dari penyelenggaraan pemilu di Indonesia adalah masa tenang. Itu adalah ide yang sangat baik karena kita tidak melihat adanya kehadiran partai politik selama masa tersebut sehingga para pemilih dapat mengikuti pemilu dengan tenang dan damai," kata Azmi saat ditemui di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 041 di Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat, Rabu (17/4).

Baca Juga

Setelah melihat penyelenggaraan Pemilu di Indonesia, Azmi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Pemilihan Umum Malaysia itu pun menyadari pentingnya masa tenang. Saat ini masa tenang belum diterapkan dalam pemilu di Malaysia. "Ini akan menjadi contoh yang bisa saya bawa kembali ke Malaysia untuk kemudian didiskusikan lebih lanjut," kata dia.

Azmi Sharom merupakan salah satu pemantau asing yang turut mengikuti proses pemilu di Indonesia. Ia hadir sebagai bagian dari program kunjungan pemilu atau Election Visit Program yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

Kegiatan tersebut diikuti oleh 35 perwakilan dari lembaga penyelenggara pemilu di berbagai negara. Perwakilan itu termasuk dari Afghanistan, Bhutan, Malaysia, Rusia, Pakistan, dan Sri Lanka. Ratusan pemantau dari kedutaan besar asing di Indonesia, lembaga non-pemerintah internasional dan dalam negeri, media massa asing dan nasional, serta kementerian/lembaga, dan perguruan tinggi juga turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Para delegasi diajak ke beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April dan menyaksikan jalannya proses pemungutan serta penghitungan suara. TPS di lembaga permasyarakatan, area padat penduduk, dan permukiman elit menjadi tujuan yang disambangi para pemantau.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement