REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Lombok Barat, Khairuddin, mengatakan tidak seluruh SMP di Lombok Barat bisa menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Penyebabnya karena terkendala minimnya sarana dan prasarana.
Khairuddin menyampaikan kendala tidak hanya semata hanya karena sarana dan prasarana berupa ketersediaan komputer dan server. Namun juga terkait dengan pola pikir para kepala sekolah dan guru. "Ini kebijakan nasional. Jadi ke depan harus ada perubahan pola pikir teman-teman, bahwa UNBK ini jauh lebih efektif dan efisien dari pada UNKP (Ujian Nasional dengan Kertas dan Pensil, Red)," ujar Khairuddin di Lombok Barat, Ahad (21/4).
Khairudin membandingkan bagaimana efektifnya UNBK dari aspek biaya dan waktu serta kesibukan para guru saat menyiapkan ujian bila masih menggunakan UNKP. "Efisiensi anggaran sangat besar. Tidak menggunakan kertas di mana teman-teman sejak Sabtu harus menyiapkan orang untuk mengangkut kertas soal. Belum lagi harus dititip ke Polsek untuk keamanannya," kata Khairuddin.
Sedangkan kalau UNBK, tambah Khairudin, para guru cukup mengerjakan persiapan komputer di pagi hari menjelang berlangsungnya ujian. Selain masalah sarana prasarana dan pola pikir, masalah akses buat peserta ujian juga menjadi alasan lain belum terselenggaranya UNBK secara menyeluruh.
Khairudin menyontohkan SMPN 4 Sekotong yang tidak menyelenggarakan UNBK karena jauh dari SMK Sekotong yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat ujian. "Kami juga tidak ingin peserta ujian terkendala karena jauhnya tempat ujian dan akan memakan waktu untuk perjalananannya," ucap Khairuddin.
Di Lombok Barat, dia mengatakan, ujian nasional tingkat SMP yang diselenggarakan pada Senin (22/4) hingga Kamis (25/4) akan diikuti lebih dari 5.300 siswa dari 95 SMP, baik swasta maupun negeri. "64 SMP di akan menggunakan UNBK, sisanya 35 sekolah akan menggunakan UNKP," lanjut Khairuddin.
Jumlah tersebut belum termasuk madrasah tsanawiyah (MTs) yang jumlahnya lebih dari seratusan madrasah. Madrasah-madrasah yang didominasi oleh swasta itu pun sebagian besar masih menggunakan UNKP.
Untuk UNBK tahun ini, Dikbud Lombok Barat telah melakukan banyak persiapan agar tidak ada kendala di esok harinya. "Kami sudah menyurati PLN agar jangan sampai ada pemadaman listrik esok hari. Begitu juga kami telah minta sekolah mengantisipasi dengan menyiapkan genset," kata Khairudin.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid berencana akan meninjau pelaksanaan UNBK, termasuk USBN untuk SD. Fauzan berharap, kekurangan sarana prasarana berupa komputer dan server bisa terus ditambah Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. "Kita akan upayakan di tahun depan, walaupun baru bisa sepuluh persen dari total kebutuhan. Kita upayakan secara bertahap," ujar Fauzan.
Fauzan pun mengeluhkan juklak dan juknis pada Bantuan Operasional Sekolah yang membatasi penyediaan komputer dan server di sekolah. Namun ia mengaku bangga, pihak orang tua murid bergotong royong menyediakan fasilitas untuk anaknya bisa UNBK. "Tahun lalu, banyak sekolah yang dipinjamkan laptop oleh orang tua murid. Ini sangat membantu," kata Fauzan.