REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA -- Juru bicara badan anak PBB Unicef Christophe Boulierac mengatakan setidaknya ada 45 anak-anak yang tewas dalam serangan bom di Sri Lanka. Serangan yang diklaim dilakukan ISIS di hari Paskah itu menelan 320 lebih korban jiwa.
"Totalnya sekarang 45 anak yang tewas," kata Boulierac, di Jenewa, Swiss, seperti dilansir di Malay Mail, Rabu (24/4).
Boulierac mengatakan jumlahnya dapat terus meningkat. Sebab jumlah anak jelang remaja yang terluka parah dan sekarang berjuang di unit gawat darurat masih banyak.
Unicef sudah mengonfirmasi 27 anak yang tewas di Gereja Santa Sebastian, Negombo. Sementara itu 10 anak lainnya terluka. Di Batticola ada 13 anak yang tewas termasuk bayi berusia 18 bulan.
Sebanyak 40 anak yang kehilangan nyawa mereka berasal dari dua kota di Sri Lanka. Sementara lima anak lainnya berasal dari luar negeri. Boulierac tidak memberi tahu dari negara mana saja anak-anak yang berasal dari luar Sri Lanka tersebut.
Pengusaha kaya asal Denmark Anders Holch Povlsen yang sedang berlibur di Sri Lanka saat serangan terjadi kehilangan tiga dari empat orang putranya. Hal ini diungkapkan juru bicara Bestseller, jaringan toko baju milik Povlsen.
Sebanyak 20 anak juga sedang dirawat di rumah sakit di Kolombo, termasuk empat orang anak yang masih berada di unit gawat darurat. Sri Lanka menyatakan kelompok radikal National Thowheeth Jama’ath bertanggung jawab atas serangan ini. Ledakan delapan bom di berbagai gereja dan hotel memicu kemarahan masyarakat internasional.