REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utsman bin Affan berhasil menjalankan tugas kekhilafahan dengan baik. Banyak daerah yang berhasil dibebaskan dari penguasa zalim pada masanya. Baik di belahan dunia timur maupun barat. Kekuasaan kaum Muslimin pun makin luas.
Atas kehendak Allah SWT, Utsman bin Affan yang terkenal menjaga kehormatan dirinya menemui ajalnya setelah adanya kekacuaan yang dimotori Abdullah bin Saba'. Sosok Yahudi itu begitu memusuhi Utsman RA.
Pada awalnya Ibnu Saba' merupakan seorang Yahudi asal Shana'a, Yaman. Dia menjadi Muslim pada masa kekhalifahan Utsman. Sayangnya, kepindahan Abdullah bin Saba' menjadi Muslim bukan didasari niat yang tulus, melainkan didorong oleh ambisi pribadinya untuk memecah-belah umat Islam. Tujuannya tidak jauh berbeda dengan tujuan-tujuan musuh Islam lainnya.
Abdullah bin Saba' pun mengerahkan kroninya dan orang-orang awam Mesir yang berhasil dipengaruhi untuk pergi ke Madinah. Abdullah bin Saba' berhasil memprovokasi mereka dengan mengatakan, sesungguhnya Utsman merebut kekhalifahan yang seharusnya menjadi hak Ali. Terlebih, Utsman ketika itu disebut Ibnu Saba' mendahulukan kerabatnya sendiri untuk menjabat sebagai kepala daerah. Padahal, Utsman sendiri memiliki alasan yang kuat untuk itu.
Namun, Utsman tidak lantas menghabisi semua penentangnya. Dalam salah satu khutbahnya, dia bahkan mengungkapkan kalimat yang bijak kepada orang-orang yang selama ini mencemoohnya.
"…. Hendaklah pemuka-pemuka kalian datang kepadaku dan memberikan pendapatnya kepadaku. Demi Allah, jika ada se orang hamba sahaya membantahku dan menunjukkan kebenaran kepadaku maka aku akan mengikuti hamba sahaya tersebut dan aku akan merendahkan diri seperti se orang hamba sahaya merendahkan diri. Dan aku akan menjadi seperti hamba sa haya jika dimiliki seseorang, dia akan ber sa bar, dan jika dibebaskan maka dia akan bersyukur."