REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegadaian menargetkan tahun ini penjualan emas mencapai 5,6 ton atau naik dari tahun lalu 4,3 ton. Dari total penjualan emas tahunan, sekitar 55-60 persen penjualan emas dijadikan oleh nasabah sebagai tabungan emas di Pegadaian.
“Artinya, orang sekarang sudah berpikir untuk investasi emas tidak harus memegang fisik karena harus memikirkan penyimpanannya juga,” ujar Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian, Harianto Widodo saat ditemui disela acara Puncak Perayaan HUT Pegadaian ke-118 di Jakarta, Ahad (28/4).
Pegadaian mencatat, jumlah deposito emas dari nasabah hingga kuartal I 2019 menembus 2,4 ton. Hingga saat ini nasabah tabungan emas Pegadaian sudah mencapai sekitar 1,8 juta nasabah. Adapun pembukaan rekening tabungan emas dapat dibuka melalui sistem online via aplikasi dan situs atau secara konvensional di outlet Pegadaian.
Layanan tabungan emas yang dimiliki Pegadaian, lanjut dia, memberi kemudahan kepada nasabah karena emas yang dibeli dapat digadai secara online dan dijual dalam waktu singkat bahkan dicairkan dalam bentuk tunai.
Bagi nasabah yang tengah membutuhkan dana dalam waktu cepat, pencairan emas kerap kali menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Itu sebabnya, kata Harianto, perkembangan investasi berupa tabungan emas sangat signifikan.
Lebih lanjut, ia memaparkan, transaksi emas harian turut mengalami peningkatan. Terutama pasca perseroan membuat program promosi April Emas. Hingga akhir Maret lalu, Harianto menuturkan rata-rata transaksi emas per hari sekitar 6 kilogram. Namun, sejak April Emas diberlakukan, transaksi mulai naik menjadi sekitar 8-9 kilogram per hari.