Rabu 08 May 2019 19:46 WIB

Bawaslu: Nomor Pengirim C1 di Menteng Sudah tak Aktif

Bawaslu mengetahui nomor itu dari sopir taksi online yang membawa kardus C1 itu.

Petugas Bawaslu Jakarta Pusat menunjukkan kardus berisi ribuan form C1 Pemilu yang diamankan polisi dari sebuah mobil yang melaju di kawasan Menteng, Jakarta, di Gedung Bawaslu Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas Bawaslu Jakarta Pusat menunjukkan kardus berisi ribuan form C1 Pemilu yang diamankan polisi dari sebuah mobil yang melaju di kawasan Menteng, Jakarta, di Gedung Bawaslu Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mengaku menemui kendala dalam mengungkap identitas pengirim ribuan formulir C1 di Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu. Salah satu kendala yakni nomor pengirim yang sudah tak aktif.

"Ada kendala pada nomor (telepon) si pengirim sudah tidak aktif," kata Komisioner Bawaslu DKI Puadi di Jakarta, Rabu (8/5).

Baca Juga

Puadi menuturkan, Bawaslu sudah mengantongi beberapa petunjuk mengenai identitas pengirim dari sopir taksi online.  Sopir itu dimintai keterangan karena membawa ribuan formulir C1 dari seseorang konsumen.

Namun pihak Bawaslu DKI belum mau membeberkan hal itu karena masih dalam proses penyelidikan "Untuk itu investigasi masih dalam proses penelusuran apakah kontak ini atas nama siapa supaya mudah dikomunikasikan," ujar Puadi.

Puadi mengatakan proses investigasi hingga kini masih dilakukan di tingkat Bawaslu Jakarta Pusat dan ditargetkan selesai secepatnya. "Apabila dalam 14 hari diduga ada pelanggaran pidana maka akan dilakukan pembahasan kedua naik ke kepolisian untuk dilakukan pemanggilan lanjutan," ungkap Puadi.

Sebelumnya diberitakan, penemuan ribuan formulir C1 di Jl. Besuki, Menteng, Jakarta Pusat, saat operasi lalu lintas yang dilakukan Polres Jakpus pada Sabtu (4/5). Ditemukan 2 kardus berisi formulir C1 di bagasi taksi online yang terjaring operasi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement