Kamis 09 May 2019 14:25 WIB

Masyarakat DIY Diminta tak Gelar Sahur on the Road

Bagi-bagi makanan sahur sebaiknya dikonsentrasikan di satu tempat misalnya di masjid

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Sahur on the road
Foto: Dok. Republika
Sahur on the road

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kegiatan sahur on the road (SOTR) di DIY tahun lalu memakan korban jiwa. Tahun ini, Polisi menyarankan kegiatan bagi-bagi makanan sahur itu di jalan raya itu tidak lagi dilaksanakan.

SOTR memang memiliki niat yang baik karena agendanya berbagi makanan sahur. Sayang, selama bertahun-tahun, niat baik itu kerap dikotori pelaksanaan yang tidak baik.

Baca Juga

Misalnya, dengan berkonvoi kendaraan yang menimbulkan kebisingan di jalan-jalan atau berkendara secara ugal-ugalan. Kecenderungan itu terjadi lantaran SOTR biasanya dilakukan ramai-ramai.

Terlebih, sekitar DIY, SOTR kerap dijadikan alasan geng-geng pemuda untuk ke luar malam secara bergerombol. Itu bisa terlihat dari jumlah makanan yang dibagikan dan sangat tidak sebanding dengan peserta.

Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengaku setuju saja jika kegiatan SOTR tidak dilakukan masyarakat. Ia berpendapat, untuk bagi-bagi makanan sahur sebaiknya dikonsentrasikan di satu tempat. "Bisa di masjid, bisa di mushala," kata Sri, Rabu (8/5).

Terlebih, ia merasa, masjid-masjid atau mushala-mushala biasanya sudah memiliki kegiatan-kegiatan serupa. Artinya, jika memang ada niat membagikan makanan bisa disalurkan ke tempat-tempat itu. "Di Masjid Agung Sleman, misalnya, itu ada qiyamul lail, ada shalat malam yang dimulai setengah tiga sampai setengah empat dan diakhiri sahur bersama," ujar Sri.

Apalagi, bisa menikmati santap sahur di masjid-masjid atau mushala-mushala tentu lebih khidmat dibandingkan di jalan-jalan. Ditakutkan, ada hal-hal negatif yang bisa saja terjadi.

Namun, Sri mengingatkan, jika nuansa santap sahur bisa dicampur dengan nuansa ibadah, tentu rasanya akan lebih nikmat. Dan itu tidak mengubah niat awal jika ingin bagi-bagi makanan sahur ke sesama.

Sebelumnya, Wakapolda DIY, Brigjen Pol Bimo Anggoro Seno, telah menyarankan agar masyarakat mengurangi kegiatan SOTR. Itu demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Kalau bisa dikurangi, syukur-syukur tidak ada," kata Bimo.

Ia merasa, kegiatan yang dilakukan tengah malam itu sangat rawan bagi masyarakat. Tidak cuma bagi keselamatan berkendara, tapi juga keamanan karena biasanya dilakukan secara konvoi.

Senada, Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto merasa, niat membagi makanan sahur gratis bisa ditempuh cara yang lebih aman. Tidak harus pergerakan sekelompok orang dari satu tempat ke tempat lain.

Terlebih, jika dilakukan secara konvoi di jalan-jalan sangat berpotensi mengundang tindakan kriminal. Sekali lagi, ia mengingatkan kegiatan serupa tahun lalu yang sudah memakan korban jiwa. "Seyogyanya memikirkan keamanan dirinya, keamanan teman-temannya yang lain," ujar Yulianto. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement