Senin 13 May 2019 17:47 WIB

Perang Marj Dabiq: Pertempuran Menentukan Utsmaniyah

Di Dabiq, Utsmaniyah menaklukan Mamluk.

Red: Agung Sasongko
Peta kekuasaan Dinasti Mamluk.
Foto:

Rombongan al-Ashraf akhirnya memasuki Damaskus pada bulan Juni. Ia disambut dengan meriah dengan karpet di bawah kakinya dan para pedagang Eropa yang mengelu-elukannya di antara orang ramai. Setelah menginap beberapa hari di Damaskus, ia kemudian berangkat kembali ke Homs dan Hama, lalu menuju Halab (Aleppo).

Sementara itu, duta besar lain dari Turki Usmani juga datang membawa hadiah-hadiah mahal untuk Sultan dan juga Khalifah al-Mutawakkil III serta wakilnya. Ia juga membawa permintaan Raja Salim I, yaitu persediaan gula Mesir. Utusan yang ternyata berperawakan sedang itu menyampaikan berita, Turki Usmani akan melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Safawi.

Sebagai kunjungan balasan, Kanselir Mamluk, Mughla Baig, datang menemui Raja Salim I dan tak lupa membawa hadiah balasan. Namun, ketika sampai di Kerajaan Turki Usmani, Raja Salim I justru tak menyambut kedatangan Mughla Baig dengan baik. Sultan justru menunjukkan kebenciannya terhadap orang Mesir.

Salim I memperlakukan kanselir tersebut dengan kasar dan mengirimkannya kembali dalam keadaan memalukan dengan kaki pincang. Mugla Baig pun pulang dengan kondisi yang memprihatinkan. Ia membawa kabar tentang sikap Raja Salim I yang memusuhi dan membenci Dinasti Mamluk.

Mengetahui kabar itu, al-Ashraf marah. Ia mengambil sumpah setia dari para Emir, Qadi, dan orang-orang di kesultanan Mamluk. Hadiah-hadiah diberikan kepada mereka, yang sebelumnya tidak menerima hadiah. Sultan Mamluk sempat memperingatkan ketidaksetiaan seorang Gubernur Mamluk bernama Khayr Baig, dan menyarankannya untuk tidak ikut campur dalam masalah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement