REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa Cina mungkin akan mengurangi suku bunga, dalam langkah lanjutan atas perang dagang yang terjadi dengan negaranya. Karena itu, ia mendorong Federal Reserve atau bank sentral untuk mengikuti langkah penurunan suku bunga, yang diyakini dapat membawa kemenangan bagi Negeri Paman Sam.
Dalam sebuah pernyataan melalui jejaring sosial Twitter pada Selasa (14/5), Trump meningkatkan tekanan pada The Fed agar dapat melonggarkan kebijakan moneter. Ia juga mengatakan jika bank sentral AS tersebut dapat memenuhi penurunan suku bunga Cina, maka mereka akan memenangkan perang dagang.
Negosiasi perdagangan antara AS dan Cina menemui jalan buntu. AS tengah mencari cara untuk menurunkan hambatan terhadap Cina dalam upaya menghentikan pencurian kekayaan intelektual.
Dalam perundingan terbaru, Cina membalas langkah putaran tarif terbaru yang diberikan Trump. Negeri Tirai Bambu pada Senin (13/5) mengumumkan rencana untuk memberi pungutan terbaru, yaitu biaya bea masuk untuk barang-barang yang berasal dari Amerika sebesar 60 miliar dolar AS.
Pernyataan Trump datang di tengah volatilitas pasar yang dipicu oleh ketidakpastian arah pembicaraan antara AS dan Cina. Hal itu termasuk mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melanjutkan langkah masing-masing negara, sebelum solusi dapat dicapai.
Sebelumnya, Trump bersikeras bahwa ia hanya akan menerima tawaran atau kesepakatan yang menguntungkan bagi AS. Seiring dengan ketegangan dengan Cina, pria berusia 72 tahun itu juga terus menekan The Fed untuk memangkas suku bunga acuan.
Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada 2018. Namun, kondisi pasar saat ini diperkirakan menekan suku bunga setelah Oktober mendatang. Dalam sebuah pernyataan Gubernur The Fed of Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan bahwa kebijakan moneter yang diambil negara itu saat ini sudah tepat.