Sabtu 18 May 2019 05:03 WIB

Saat Bandara Kehilangan Penumpang

Penurunan penumpang ini tak lepas dari mahalnya harga tiket pesawat.

Tiket pesawat naik
Foto: republika
Tiket pesawat naik

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandara di berbagai daerah melaporkan adanya penurunan jumlah penumpang. Padahal, jumlah penumpang di pertengahan Ramadhan biasanya mulai mengalami peningkatan.

Penurunan jumlah penumpang salah satunya dialami Bandara Husein Sastranegara Bandung. Pejabat Bandara Husein Sastranegara Andika Nuryaman mengatakan, penurunan konsisten terjadi sejak Januari. Hingga saat ini, jumlah penumpang turun hingga 15 persen.

"Sampai saat ini belum ada peningkatan. Justru kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, ada penurunan," kata Andika di Bandara Husein Sastra Negara, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (17/5).

Dia memprediksi puncak arus mudik jalur udara di Bandung terjadi pada tiga hari sebelum Lebaran. Biasanya, pada puncak arus mudik tersebut, jumlah penumpang di atas 11 ribu per hari. Namun, menurut Andika, mahalnya harga tiket menyebabkan para pemudik yang biasa menggunakan jalur udara berpotensi mencari alternatif lain.

"Alternatifnya ada Tol Trans-Jawa, kereta api dan transportasi lain. Itu sudah terlihat," katanya.

Menurut dia, permasalahan tersebut bukan hanya terjadi di Bandara Husein, sejumlah bandara lain pun mengalami penurunan penumpang.

"Bukan hanya di Pulau Jawa, tapi hampir menyeluruh," katanya.

Walaupun demikian, pihaknya akan tetap melakukan persiapan menjelang adanya arus mudik tahun ini. Dia juga menyebutkan telah berkordinasi dengan sejumlah pihak demi kelancaran perayaan Lebaran.

"Kami sudah mendirikan posko gabungan bersama dengan semua komunitas dari bandara baik itu dengan air navigasi, maskapai penerbangan, dan dengan pengamanan TNI AU untuk konsolidasi dan koordinasi," kata dia.

Di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi belum tampak kegiatan khusus untuk mempersiapkan arus mudik. Berdasarkan pantauan pada Jumat (17/5), suasana di Bandara Sultan Thaha tampak lengang dan sepi.

Tampak sejumlah petugas kebersihan dan aparat yang melakukan rutinitasnya. Sementara atribut di bandara itu pun masih sama seperti hari biasa dan belum ada spanduk atau atribut terkait layanan mudik Lebaran 2019.

Salah seorang penumpang maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang baru tiba dari Palembang mengatakan, suasana dan keadaan di bandara itu masih sama seperti hari-hari biasa baik dari segi pelayanan dan fasilitas yang disediakan.

"Masih sama saja dengan sebelum-sebelumnya," kata penumpang bernama Fajar tersebut.

Pihak Bandara Domine Eduard Osok Sorong, Provinsi Papua Barat, menyatakan bakal memantau penurunan harga tiket oleh maskapai. Pengelola bandara mengaku telah menerima surat tembusan dari Kementerian Perhubungan terkait penurunan tarif batas atas pesawat.

Kepala Bandara Domine Eduard Osok Sorong, Rasburhany Umar, mengatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan maskapai penerbangan yang beroperasi di Kota Sorong terkait harga tiket.

Menurut dia, pemerintah hanya menentukan batas bawah dan batas atas harga tiket, sedangkan harga tiket di Sorong akan dihitung pihak maskapai yang tentunya menambah biaya pajak dan asuransi.

"Harga tiket tentunya bervariasi karena disesuaikan dengan rute dan jarak penerbangan," ujarnya.

Setelah pihak maskapai menghitung harga tiket, pengelola bandara akan mengumumkan tarif baru agar diektahui masyarakat luas. "Kemudian kami akan melakukan pengawasan. Dan apabila masyarakat menemukan penjualan tiket dengan harga tidak wajar dapat melaporkan," katanya.

Airport Manager Lion Air Sorong Hendra Sofyan mengatakan, pihaknya belum melakukan langkah lebih lanjut karena masih menunggu petunjuk dari kantor pusat Jakarta. "Namun, Lion Air selalu konsisten dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah," ungkapnya.

Hal senada dikatakan Station Manager Garuda Indonesia Sorong, Zunan, bahwa pihaknya belum mengambil langkah lebih lanjut karena menunggu instruksi dari kantor pusat.

(antara ed: satria kartika yudha)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement