REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan personel dari kepolisian hingga kini masih berjaga di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. Hal tersebut dilakukan guna mencegah massa kembali membuat kerusuhan di kawasan tersebut.
Beberapa kali polisi dengan tameng berusaha memukul mundur massa yang masih berkumpul. Gas air mata pun ditembakkan agar massa segera pergi dari kawasan Petamburan.
Sebuah mobil taktis water cannon juga disiagakan tepat dibelakang barisan polisi tersebut. Asap dari ban terbakar sedikit mengaburkan pandangan dan bau gosong masih kentara di lokasi ini.
Polisi juga sudah menangkap sejumlah orang yang diduga provokator. Mereka menangkap terduga provokator di kawasan Museum Tekstil atau Pasar Tanah Abang. Sebagian lagi ditangkap di gang-gang perkampungan sekitar.
Kericuhan pasca penetapan rekapitulasi KPU
Sementara itu, puluhan tentara diturunkan menyusuri Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Barat, Rabu, untuk menenangkan warga yang berada di sepanjang pinggir jalan.
Selain itu, situasi di kawasan Petamburan terlihat tenang, namun bentrokan itu menyisakan kerusakan pagar-pagar dan tiang-tiang di sepanjang jalan di sana. Tempat-tempat perniagaan, seperti warung, toko, gerai swalayan, hingga hotel, tutup dan tak ada aktivitas.
Polri sendiri telah menangkap 20 orang yang diduga menjadi provokator pemicu bentrok massa dengan aparat dalam demonstrasi menolak hasil pemilu 2019. Polri menyebut provokasi diinisiasi oleh massa dari luar Jakarta.
"Saat ini aparat kepolisian sudah mengamanankan lebih dari 20 orang yang diduga pelaku provokator dan melakukan tindak pidana lainnya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo.