REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan aparat gabungan dari Polda Metro Jaya, Brimob, TNI, dan Sabhara dari berbagai daerah bertugas mengamankan kericuhan 22 Mei 2019 di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Selama bertugas, mereka mengaku menginap di jalanan.
"Ya tidur di mana saja kalau sempat, kalau ada tempat juga, kadang, ya, di trotoar saja," kata salah satu personel Polda Metro Jaya, Gilang.
Sampai saat ini, mereka mengaku belum mengetahui kapan akan berganti giliran berjaga. Beberapa orang di antara mereka sudah berjaga sejak pukul 07.00 WIB dan beberapa orang lainnya sudah berjaga sejak beberapa hari lalu.
Untuk makan, mereka dikirim makanan berupa nasi kotak dan makanan paket ransum TNI berbentuk kaleng dari masing-masing kantor, dan difasilitasi toilet. "Ya, syukur-syukur bisa mandi, tapi kami disediakan fasilitas toilet," kata pria berusia 22 tahun ini.
Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Gilang mengatakan banyak teman-temannya dari Polda Metro Jaya yang berusia muda, kisaran 18 hingga 20 tahunan. Ratusan personel gabungan yang berjaga di kawasan Patung Kuda ini tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga dari luar daerah seperti Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Riau.
Sampai saat ini mereka masih berjaga di Patung Kuda dan berharap para demonstran dari kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Jakarta Pusat, tidak sampai mengarah ke titik itu.
Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)