Sabtu 01 Jun 2019 15:04 WIB

Jokowi Ajak Rakyat Kirim Doa untuk Ani Yudhoyono

Ajakan itu disampaikan dalam pernyataan duka cita untuk Ani di Istana Bogor.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Jokowi menyampaikan ucapan duka cita atas meninggalnya Ani Yudhoyono, Sabtu (1/6)
Foto: Sapto Andika Candra/Republika
Presiden Jokowi menyampaikan ucapan duka cita atas meninggalnya Ani Yudhoyono, Sabtu (1/6)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak masyrakat Indonesia mengirim doa untuk almarhumah Ani Yudhoyono, istri dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono. Ajakan ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan pernyataan duka citanya yang disampaikan di Istana Bogor, Sabtu (1/6).

"Saya mengajak seluruh rakyat indonesia untuk bersama-sama berdoa bagi almarhumah, semoga, diterima dan diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT, husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kesabaran," kata Jokowi didampingi Ibu Iriana dan Mensesneg Pratikno, Sabtu (1/6).

Baca Juga

Selain itu, melalui akun media sosial Jokowi juga menyebutkan bahwa Ani Yudhoyono adalah seorang tokoh yang senantiasa memberi inspirasi dan teladan sebagai istri dan Ibu Negara yang setia mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono semasa menjadi Presiden, sebagai ibu dari anak-anaknya dan sebagai putri seorang prajurit.

"Selamat jalan Ibu Ani, semoga amal ibadah dan baktimu untuk bangsa ini diterima di sisi Allah SWT. Kepada Bapak SBY dan segenap keluarga besar almarhumah kiranya diberiNya kekuatan dan kesabaran," tulis Jokowi di akun Instagram, Sabtu (1/6).

Jokowi memasang foto dirinya yang sedang berbincang dengan Ani Yudhoyono dan SBY dalam unggahan pernyataan duka citanya. Diberitakan sebelumnya, Ani Yudhoyono meninggal dunia pada pukul 11.50 waktu Singapura (10.50 WIB), Sabtu (1/6) di National University Hospital Singapura. Sebelum wafat, Ani menjalani perawatan intensif di National University Hospital (NUH) Singapura untuk penyakit kanker darah yang dideritanya sejak sejak 2 Februari 2019. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement